Jogja
Kamis, 24 Januari 2013 - 17:11 WIB

Pusingggg...Batik Printing Geblek Renteng Risaukan Kulonprogo

Redaksi Solopos.com  /  Laila Rochmatin  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KULONPROGO — Perajin batik di Kulonprogo dibuat resah dengan membanjirnya batik printing bermotif geblek renteng. Bahkan seragam siswa di Kulonprogo juga memakai batik printing bermotif geblek rentek.

Dihubungi Kamis (24/1/2013), Ketua Asosiasi Pengrajin Batik Kulonprogo, Umbuk Haryanto mengatakan pekan lalu perwakilan asosiasi menggelar audiensi dengan Bupati Hasto Wardoyo. Dalam pertemuan tersebut, mereka mengeluh soal kain printing bermotif gebleg renteng yang membanjiri Kulonprogo.

Advertisement

Padahal semula instruksi bupati agar pelajar dan PNS mengenakan batik gebleg renteng bertujuan untuk menggairahkan industri batik Kulonprogo.

Dari sisi harga, kain printing memang jauh lebih murah yakni sekitar Rp35.000. Sementara produksi batik cap dengan motif yang sama mencapai Rp50.000 atau Rp100.000 untuk tulis. “Otomatis membanjirnya batik printing bisa mematikan usaha batik Kulonprogo,” kata dia. saat ini hanya sekitar 20% perajin yang menggarap geblek renteng.

Saat audiensi dengan Bupati, ada pernyataan yang membuat perajin batik kecewa. Pasalnya, Bupati sempat bertanya apakah perajin mampu membuat batik printing.

Advertisement

Penyuluh batik Basu Swastha Dharmmesta, mengatakan untuk menjaga agar batik asli tetap hidup, perajin harus berkomitmen dalam jangka panjang untuk menolak kehadiran printing. Setelah printing masuk, dapat dipastikan industri batik yang terdiri dari banyak mata rantai akan mati dengan sendirinya.

Semestinya pemerintah daerah mendorong agar industri batik makin maju. Ia menconthkan, komitmen Walikota Jogja melarang masuknya printing di XT Square. “Saya mengajak semua perajin mari melawan kain printing yang motifnya mirip batik, dan hanya mencari untung dalam junlah besar dalam waktu singkat,” terangnya.

Sementara itu, Ketua BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DIY, Liliek Syaiful Ahmad mengatakan Pemkab Kulonprogo harus menjelaskan apakah gebleg renteng itu harus berbentuk batik atau printing. “Dari awal maunya seperti apa?,” ujar dia.

Advertisement

Jika memang harus batik, maka pemkab harus konsisten mendukung tumbuhnya industri batik dengan motif gebleg renteng. Meski demikian, ia mengingatkan agar pemkab juga tidak melupakan aneka motif batik khas Kulonprogo lainnya sehingga tidak tenggelam dengan hadirnya gebleg renteng.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif