Jogja
Selasa, 26 Februari 2013 - 22:25 WIB

TRAGEDI LAPEN BAG II: Polisi Selalu Berjanji Memberantas Lapen

Redaksi Solopos.com  /  Laila Rochmatin  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Sudah puluhan nyawa melayang setelah menegak lapen. Racikan cairan yang tidak pas disinyalir menjadi penyebab nyawa melayang. Akibat fatal meminum lapen tak hanya kematian tapi juga kebutaan, kerusakan ginjal akut.

Pada 2010 lalu, sebanyak 16 orang tewas karena menegak lapen di Jogja. Akibat hal itu, lima penjual minuman keras oplosan jenis lapen ditahan pihak Kepolisian Jogja. Kasus kematian akibat lapen msih terus terjadi sampai saat ini.

Advertisement

Selain kematian kasus kebutaan akibat lapen juga cukup banyak di Jogja. Berdasar penelitian Persatuan Dokter Mata Seluruh Indonesia (Perdami) DIY, setiap 3 bulan selalu ada pasien yang mengalami kebutaan akibat lapen.

Menurut Ketua Perdami DIY Prof dr Suhardjo, lapen diindikasi menyebabkan kebutaan, mulai dari buta ringan, sebagian, hingga buta total.

Biang kematian dan kebutaan adalah senyawa methanol dalam lapen.  Racun metahol itu masuk ke darah dan mengalir ke seluruh tubuh termasuk mata dan otak. Pada dosis tinggi bisa mengakibatkan perdarahan otak hingga meninggal. Pada dosis ringan, pengonsumsi methanol akan mengalami mual-mual dan penglihatan menjadi kabur.

Advertisement

Meski peredarannya cukup bebas dan efek negatifnya membuat puluhan nyawa melayang, tapi tak mudah bagi kepolisian di Jogja untuk memberantas peredaran lapen. Buktinya, meski fenomena kematian sudah sering terjadi tapi peredaran tetap saja terjadi.

Kapolsek Gondokusuman, Jogja, Kompol Hadi Sutomo kepada harianjogja.com, Senin (25/2/2013,menuturkan pihaknya tidak akan pandang bulu terkait peredaran minuman keras di wilayahnya. Kepolisian, sambungnya, terus melakukan razia untuk memberantas miras tersebut.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif