Jogja
Kamis, 2 Mei 2013 - 10:23 WIB

Info BMKG, Jogja dan Gunungkidul Sudah Mulai Kemarau

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Cuaca JIBI/Harian Jogja/Reuters

Foto Ilustrasi Cuaca
JIBI/Harian Jogja/Reuters

JOGJA-Wilayah Kota Jogja dan Kabupaten Gunungkidul bagian selatan sudah mulai memasuki musim kemarau, salah satunya ditandai oleh intensitas curah hujan yang semakin menurun menjadi kurang dari 50 milimeter per dasarian.

Advertisement

“Ada variasi awal musim kemarau, dan Yogyakarta sudah memasuki musim kemarau. Untuk wilayah lain di DIY akan segera memasuki musim kemarau. Paling akhir adalah Sleman bagian utara,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta Tony Agus Wijaya di Jogja, Kamis (2/5).

Menurut dia, musim kemarau pada tahun ini secara umum akan berlangsung dengan normal yaitu berakhir pada Oktober sehingga untuk daerah yang biasanya mengalami kesulitan air bersih sudah harus bisa melakukan antisipasi, khususnya pada puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada Agustus.

Daerah di DIY yang biasanya mengalami kesulitan air di antaranya Kabupaten Gunungkidul dan Sleman bagian timur.

Advertisement

Suhu udara pada saat puncak musim kemarau juga diperkirakan cukup panas, bisa mencapai 34 derajat celcius pada siang hari dan pada malam hari sekitar 22 derajat celcius.

Meskipun musim kemarau diperkirakan berlangsung normal, namun Tony menyatakan, masih ada potensi terjadinya gangguan cuaca jangka pendek karena sifat cuaca yang cukup dinamis.

“Munculnya gangguan cuaca jangka pendek tersebut tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Karenanya, masyarakat tetap perlu waspada,” katanya.

Advertisement

Bentuk gangguan cuaca jangka pendek yang biasanya muncul, lanjut dia, adalah curah hujan yang cukup tinggi namun dalam waktu yang singkat dan hanya bersifat lokal.

Sebelumnya, PDAM Tirtamarta Yogyakarta menyatakan akan melakukan pengaturan aliran air apabila debit air menurun saat musim kemarau sehingga aliran air ke pelanggan menjadi lebih kecil saat puncak pemakaian. Biasanya terjadi penurunan debit 10-15 persen saat puncak musim kemarau.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif