Jogja
Senin, 6 Mei 2013 - 20:15 WIB

PENGEROYOKAN DI SETURAN : Polda DIY Back-up Polres Sleman

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi.dok

ilustrasi.dok

SLEMAN-Kepolisian Daerah (Polda) DIY tetap memback-up Polres Sleman terkait dengan penanganan kasus penganiayaan dua anggota TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 403/Wirasada Pratista Yogyakarta.

Advertisement

Kapolda DIY, Brigjen Pol Haka Astana mengatakan meski ditangani Polres Sleman namun pihaknya masih ikut memback-up. Pihaknya akan bertindak profesional dengan menindaktegas pelaku tanpa rasa takut.

“Ndak [tidak], saya tidak ada rasa takut [untuk menangani] demi penegakan hukum yang profesional. Karena saya di sini dimintai bantuan rekan-rekan. Kalau saya takut bagaimana nanti dengan saudara,” tegas Kapolda, Senin (6/5/2013).

Meski demikian, Kapolda menilai wajar adanya pertengkaran antar manusia. Hanya saja ia menyayangkan penggunaan senjata tajam yang mengakibatkan korban. Apalagi penganiayaan terjadi karena efek dari minuman keras. Karena itu pihaknya bertekad untuk mengurangi peredaran miras di seluruh wilayah DIY.

Advertisement

“Hak wajar manusia bertengkar. Tetapi yang disayangkan ini penggunaan sajam, saya tetap gunakan penegakan hukum secara profesional. Tetapi perhatikan faktor media sosial, jangan sampai ada yang tidak pas dalam menyampaikann” ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dua anggota TNI AD Batalyon Infanteri (Yonif) 403 Wirasada Pratista dikeroyok sekelompok pemuda. Keduanya terluka karena sabetan pisau.

“Terluka karena sabetan pisau, pukulan kayu dan batu,” kata Direskrim Polda DIY Kombes Kris Erlangga di Mapolda, Ringroad Utara, Sleman.

Advertisement

Pengeroyokan terjadi di minimarket Fulltim Jalan  Seturan, Minggu (5/5) sekitar pukul 10.00 WIB. Korban Praka Baltasar Lermatan dan Praka Silvester Tawurutubun yang mengenakan pakaian biasa, bukan pakaian dinas di minimarket tersebut.

Pada saat bersamaan ada empat pemuda yang juga berbelanja. Namun saat membayar di kasir, uang yang mereka bawa tidak cukup. Kasir meminta mereka melunasinya, namun tidak mau. Mereka malah mengancam bila kasir melaporkan ke polisi. Mereka tetap tidak mau membayarnya sehingga cekcok mulut pun terjadi.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif