Jogja
Selasa, 21 Mei 2013 - 11:05 WIB

PEMBUNUHAN : Kasus Pembunuhan di DIY Naik, Empat Bulan 6 Pembunuhan

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Pembunuhan JIBI/Solopos

Foto Ilustrasi Pembunuhan
JIBI/Solopos

SLEMAN – Kasus pembunuhan di wilayah hukum Polda DIY meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hanya kepolisian tidak bisa menyimpulkan penyebab meningkatnya kejahatan menghilangkan nyawa orang itu.

Advertisement

Berdasarkan data Direskrimum Polda DIY pada 2011 terjadi 14 kasus pembunuhan di tahun ini, sembilan di antaranya terselesaikan dengan persentase 64%. Kemudian 2012 menurun menjadi 11 kasus dan semuanya terselesaikan.

Hanya pada tahun ini trennya meningkat karena dalam kurun waktu empat bulan sudah terdapat enam kasus pembunuhan dengan enam korban meninggal. Hal itu belum termasuk satu kasus besar yakni tewasnya empat tahanan di Lapas Cebongan yang sengaja dibunuh.

Advertisement

Hanya pada tahun ini trennya meningkat karena dalam kurun waktu empat bulan sudah terdapat enam kasus pembunuhan dengan enam korban meninggal. Hal itu belum termasuk satu kasus besar yakni tewasnya empat tahanan di Lapas Cebongan yang sengaja dibunuh.

Kepolisian Resort Sleman menjadi paling banyak menangani kasus. Dalam sebulan terakhir berdasarkan catatan Harian Jogja, pada Selasa (16/4) ditemukan mayat Ria Puspita Restanti pelajar yang menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan oleh tujuh orang pelaku salah satunya anggota polisi.

Dua pekan kemudian ditemukan mayat tanpa identitas yang juga korban pembunuhan di Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Pekan berikutnya kembali ditemukan mayat anggota punk Solo ditemukan dengan luka bacok di Dusun Tempel, Desa Lumbungrejo, Tempel Sleman, Minggu (12/5).

Advertisement

Kasatreskrim Polres Sleman AKP Heru Muslimin menegaskan masih menemui kendala dalam pengungkapan terutama identitas korban yang tidak diketemukan.

Salah satu kasus pembunuhan dalam sebulan terakhir yang belum terselesaikan yakni penemuan mayat di perbatasan Sleman-Klaten atau di Desa Tamanmartani, Kalasan Sleman. Tidak ada identitas apapun yang ditemukan di sekitar jasad korban selain STNK atas nama warga Gamping Sleman. Tetapi setelah ditelusuri kepemilikan STNK tersebut sudah pindah selama beberapa kali.

Sedangkan jenazah anak punk sudah diketahui identitasnya yakni warga Jalan Yos Sudarso Solo. Kedua orangtua korban sudah mendatangi Mapolsek Tempel Sleman untuk melakukan konfirmasi dan memastikan identitas mayat di RSUP Sardjito.

Advertisement

Meski demikian pihaknya masih kesulitan dalam pengungkapan siapa pelakunya kedua kasus tersebut. Termasuk kasus pembunuhan terhadap seorang waria pada Februari 2013 lalu pun belum bisa terungkap sampai saat ini.

Terkait dengan banyaknya temuan mayat korban di Sleman menurut Heru tidak bisa secara langsung dikaitkan dengan tingginya peluang kejahatan. “Entah kebetulan atau bagaimana yang jelas kami selalu berusaha menyelesaikan semua itu. Memang akhir-akhir ini banyak sekali temuan mayat yang diduga korban pembunuhan di Sleman,” terangnya pekan lalu.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif