Jogja
Sabtu, 15 Juni 2013 - 08:02 WIB

SINDIRAN LEWAT KAOS : Lak Isih Penak Jamanku To Bro?

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Foto Kaos Sindiran
JIBI/Harian Jogja/Arif Wahyudi

Banyak cara dilakukan untuk mengkritik pemimpin. Di Dusun Mentobayan, Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo sejumlah pemuda melakukan sindiran terhadap kepala dusunnya lewat sebuah kaos.

Advertisement

Sejumlah pemuda memakai kaos warna hitam berkumpul di rumah seorang tokoh pemuda dusun setempat, Kamis (12/6/2013) lalu. Bagian depan kaos terdapat gambar seorang laki-laki tua mengeluarkan sebuah pernyataan sinis.

Piye kabare? Lak isih penak lan tentrem jamanku to bro? Begitulah tulisan ungkapan seorang pria tua yang terpampang di bagian depan kaos.
Gambar tersebut maknanya sama seperti gambar almarhum Presiden Soeharto dengan tulisan sama yang tengah ngetren saat ini.

Advertisement

Piye kabare? Lak isih penak lan tentrem jamanku to bro? Begitulah tulisan ungkapan seorang pria tua yang terpampang di bagian depan kaos.
Gambar tersebut maknanya sama seperti gambar almarhum Presiden Soeharto dengan tulisan sama yang tengah ngetren saat ini.

Mengambil gagasan dari itu, pemuda dusun yang tergabung dalam Kancah Elite Muda Mentobayan (KEMM) pun bermaksud menggalang aksi sebagai ungkapan ketidaksukaan mereka terhadap Puji Sudarsih, Kepala Dusun mereka yang sudah menjabat sejak 2010 silam.

Gambar pria tua yang terpampang di bagian depan kaos tersebut merupakan wajah dari Sukirno Suwito Utomo, Kadus lama yang terpaksa pensiun dini lantaran sakit.

Advertisement

Sebagai pentolan pemuda dia merasa kebebasannya untuk mengagendakan beragam kegiatan karang taruna kini selalu mentok di tangan Kadusnya.

Sementara dia merasakan pada era kepemimpinan Sukiro Suwito Utomo, KEMM bisa tumbuh menjadi karang taruna yang kreatif.

Satu hal lagi yang membuat para pemuda merasa sakit hati adalah tudingan Dukuh yang melaporkan ke karang taruna tingkat desa jika KEMM merupakan karang taruna ilegal.

Advertisement

“Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu. Akhirnya apa boleh buat, tentu kami tak akan menuruti kemauan dia,” ujar Setyo Puji.

Keinginan Setyo Puji melakukan “makar” terhadap Bu Kadus mendapat dukungan pemuda lainnya. Demi bisa memiliki kaos itu bahkan sejumlah pemuda rela untuk merogoh kocek sendiri.

Padahal harga kaos mencapai Rp40.000. Kini sudah ada 30 anggota yang sudah memiliki kaos itu. Selebihnya masih ada 20 pesanan kaos yang masih belum jadi.

Advertisement

“Anggota karang taruna di sini 50 orang, baik putra maupun putrinya. Mereka pesan semuanya,” paparnya lebih lanjut.

Kaos itu pun kini seolah sudah menjadi sebuah kostum resmi para pemuda-pemudi setempat. Dalam setiap acara resmi, seperti rapat karang taruna, para pemuda selalu memakai kaos itu.

Termasuk pada saat lomba kebersihan dusun, sejumlah tokoh pemuda mengenakan kostum tersebut. Harapan mereka agar para tokoh-tokoh dari kecamatan dan kabupaten bisa tahu kalau mereka kontra dengan Kadusnya.

Terpisah, Puji Sudarsih hanya santai menanggapi apa yang dilakukan pemuda di dusunnya. Dia mengungkapkan kalau gagasan itu merupakan pemikiran seorang pemuda yang kontra terehadapnya, namun memanfaatkan figur ketokohannya untuk mempengaruhi anggotanya.

“Lha ketua pemudanya kan ada hubungan famili dengan lawan saya sewaktu pemilihan Kadus dulu,” paparnya terpisah.

Kendati begitu dia berharap agar pemuda bisa diajak komunikasi baik-baik sehingga ke depan bisa bersama-sama membangun lingkungannya.

Tanpa peran pemuda, dia merasa sulit untuk menjalankan programnya sebagai pemimpin masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif