Jogja
Kamis, 24 Oktober 2013 - 13:02 WIB

Ini 8 Pesan Sultan untuk GKR Hayu dan KPH Notonegoro

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PAMITAN PERNIKAHAN AGUNG (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA – Raja Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan delapan pesan kepada Gusti Kanjeng Ratu Hayu dan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro.

Pesan tersebut disampaikan saat pengantin baru itu menjalani prosesi pamitan di Gedong Jene, kompleks Kraton, Rabu (23/10/2013) petang.

Advertisement

Berikut pesan-pesan Sultan sebagai bapak kepada putri keempatnya itu selama kurang lebih 15 menit, yang diakhiri dengan guyuran hujan setelah prosesi itu berakhir.

Pesan pertama, “Anak-anakku, kamu sekarang sudah hidup berkeluarga, kamu sendiri yang menentukan pilihan, kami orangtua hanya bisa mendoakan. Semoga hidup kalian berdua bahagia, bermafaat bagi masyarakat bangsa dan negara.”

Kedua, “di dalam keluarga, ada dinamika, suka dan duka kehidupan. Saya punya harapan, kalian bisa menghormati, berkomunikasi dengan penuh kejujuran, ketulusan dalam membina keluarga, karena hanya didasari itu kehidupan bisa  berbahagia. Hidup tidak hanya sekadar materi, tapi rasa, nurani itu lebih utama, karena itu adalah hal utama untuk bangun integritas dalam keluarga.

Advertisement

Pesan ketiga berbunyi, “bahwa membangun rumah tangga itu jangan sekali-kali merasa menang kalah. Tapi saling menghargai, saling mau menerima, itu sesuatu yang penting untuk membangun hidup yang tenteram.”

Keempat, “kita itu bangun bale somah tidak sekadar omah- omah. Artinya, kehidupan seluruh anak cucu dan suadara-saudaranya penuh kedamaian, juga penuh dengan rasa nyaman, saling menghormati.”

Keima, “mempersatukan perbedaan karakter, cara berbuat, berpikir, bisa membuat kesalahpahaman, tapi harapan saya itu tidak penting, karena itu hanya kulit bukan isi. Asal dapat memegang teguh ijab kabul, tujuan menikah untuk mencapai kebahagiaan itu akan tercapai.”

Advertisement

Untuk pesan keenam, Sultan berharap, “miss komunikasi dihindari. Semua harus saling jujur, sehingga tidak menumpuk di kemudian hari. Salah pengertian sangat berbahaya, bisa menimbulkan ketidakpercayaan, lebih baik terus terang, apa adanya. Tidak perlu saling marah, susunlah kata yang arif dan bijak, bagaimana berkomunikasi baik itu bisa menghidari rasa menang sendiri.”

Dalam pesan ketujuh Sultan menegaskan, “orang tua tidak akan mencampuri kehidupan kalian, tapi jangan anggap kamu tidak memiliki orangtua yang bisa memberikan petuah.”

Dan terakhir, “hiduplah seperti mimi lan mintuno, saling harmonis, penuh kebahagaian. Hayu akan sekolah lagi. Bersekolah dulu dengan atau mau cepat-cepat punya anak itu urusan kalian berdua, yang penting kamu ada kewajiban yang harus diselesaikan, baik sekolah dan bekerja.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif