Jogja
Selasa, 7 Januari 2014 - 21:50 WIB

SEKATEN : Tumpeng Empat Tingkat Jadi Rebutan

Redaksi Solopos.com  /  Nugroho Nurcahyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan warga mengambil tumpeng nasi gurih dan endok abang saat berlangsung acara Kepung Tumpeng Dhahar Kembul Segogurih Sekaten di Arena Pasar Malam Perayaan Sekaten di Alun-alun Utara Kraton Jogja, Selasa (7/1/2014). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com,-Warga dari berbagai daerah sekitar DIY ikut memeriahkan acara Dhahar Kembul Sego Gurih di arena Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Jogja, Selasa (7/1/2014).

Suparti, 55, warga Kebumen telah bergegas ke Alun-alun Utara, Jogja sejak menjelang sore. Didampingi anak perempuannya, Suparti bergegas menuju tenda di depan panggung pertunjukan acara Dhahar Kembul. Bersama dengan puluhan pengunjung lainnya, dia rela berdesakan untuk melihat lebih dekat tumpeng raksasa berukuran 3×3 meter.

Advertisement

Tumpeng itu sengaja dibuat 40 pengusaha boga/katering Kota Jogja yang tergabung dalam APJI Kota Jogja.  Begitu panitia mempersilakan pengunjung untuk mencicipi, Suparti langsung berebut dengan para pengunjung lain. Tangannya cekatan mengambil tumpeng kecil yang terletak di bagian bawah.  “Saya baru kali pertama ikut acara ini. Biasanya tidak ada acara seperti ini. Semoga mendapat berkah dari acara ini,” kata perempuan yang sudah sembilan tahun menyempatkan datang ke Jogja untuk menyaksikan pelaksanaan seremoni Sekaten, miyos gongso itu.

Ketua APJI Kota Jogja Ida Fitri Priyono mengaku sengaja menggelar even tersebut dengan tujuan untuk kembali memperkenalkan kepada pengunjung mengenai hidangan khas pada perayaan Sekaten.  Apalagi, selama ini banyak pengunjung sekaten kurang paham mengenai makanan khas Sekaten itu. Kegiatan tersebut murni prakarsa dari APJI Kota Jogja dengan bekerjasama dengan Pemkot setempat.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap pelaksanaan Sekaten dan Ulang Tahun ke-258 Kota Jogja maka tumpeng dibuat dalam empat tingkatan.  Tingkat pertama ada 19 tumpeng kecil, tingkat kedua  14 tumpeng, tingkat ketiga 32 tumpeng dan tingkat keempat ada satu tumpeng besar.

Advertisement

“Ini menggambarkan tahun Alif 1947. Nasi gurih yang disiapkan sebanyak 258 kilogram sesuai HUT Kota Jogja, serta ingkungnya 99 karena merupakan angka bagus.  Seribu endog abang menjadi simbol biar ada beribu-ribu harapan ke depan.

Walikota Jogja Haryadi Suyuti yang datang dalam acara itu berharap makna dari even tersebut bisa dipahami pengunjung. Selama ini, banyak pengunjung kurang paham mengenai makanan khas Sekaten.  “Kami ingin kembali mengembalikan salah satu makanan khas dari perayaan Sekaten,” harapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif