Jogja
Senin, 15 September 2014 - 14:40 WIB

Ironis, Buruh Batik Dihargai Rp17.000, Harga Kain Batik Tulis Mencapai Jutaan Rupiah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi membatik (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, BANTUL- Upah buruh pembuatan batik kain tulis dinilai masih jauh dari kelayakan.

Belum lama ini, Harian Jogja mewawancarai seorang buruh batik tulis di Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak Bantul, yang diupah hanya Rp17.000 untuk setiap potong batik tulis yang ia hasilkan.

Advertisement

“Satu potong batik, biasanya saya kerjakan empat hari,” kata buruh bernama Sukemi itu ditemui pekan lalu. (Baca Juga : Janda Sukemi Hidup Di Bawah Pohon Pisang)

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul tidak memungkiri nasib memprihatinkan para buruh batik di wilayah ini. Kepala Seksi Sarana Usaha Industri Disperindagkop Bantul Suryono mengatakan, gaji buruh batik tulis memang banyak ditemukan jauh di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK).

Padahal harga jual batik tersebut di tangan pedagang sangat tinggi.

Advertisement

“Di Jakarta saya pernah menemukan harganya dijual sampai Rp4 juta, padahal aslinya hanya Rp100.000 lebih, saya tahu batik itu produksinya di mana dan nama pembuatnya,” kata Suryono akhir pekan lalu.

Ulah pedagang meraup keuntungan menurutnya membuat harga batik tulis menjadi sangat mahal untuk kalangan masyarakat umum. Sementara upah buruh pembuat batik ini masih rendah.

Ia menyontohkan di Pandak, buruh batik diupah seharga Rp20.000-Rp22.000 sehari. Bila dikalkulasi selama sebulan, jumlahnya jauh dari UMK. Sedangkan di Imogiri, Disperindagkop juga menemukan buruh batik diupah Rp150.000 seminggu.

Advertisement

Padahal pekerjaan membatik (terutama batik tulis) butuh kepandaian dan kecermatan. Pekerjaan ini kebanyakan hanya digeluti orang tua, rata-rata usia 35 ke atas.

“Anak muda masih jarang karena biasanya tidak sabaran, kalau membatik kan harus sabar,” imbuhnya.

Staf Disperindagkop Bantul yang menangani batik, Eko Priyo Atmojo mengatakan, saat ini tercatat sebanyak 612 usaha kerajinan batik dengan pekerjanya sebanyak 2.056 orang. Sentra kerajinan batik ini tersebar di 9 kecamatan diantaranya di Imogiri, Pandak, Banguntapan, Kasihan, Pajangan dan Pleret.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif