Jogja
Rabu, 8 Oktober 2014 - 10:20 WIB

HUT JOGJA : Kata Anak SD, Warga Kota Masih Suka Nyampah Sembarangan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa SDN Tukangan berfoto bersama seusai mengukuti kirab Hari Ulang Tahun (HUT) ke-258 Kota Jogja, Selasa (7/10/2014). (JIBI/Harian Jogja/Uli Febriarni)

Harianjogja.com, JOGJA-Anak-anak sekolah dasar (SD) ikut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-258 Kota Jogja dengan ikut kirab. Beberapa di antara mereka adalah siswa SDN Tukangan dan SD Marsudi Rini. Apa saja kesan bocah-bocah tersebut terhadap kota mereka yang bertambah tua?

“Jogja lumayan kotor, banyak yang masih buang sampah sembarangan. Biasanya di Kali Code banyak sampah,” ujar Dini Regita
Cahyani, siswa kelas V SDN Tukangan, seusai mengikuti kirab, Selasa (7/10/2014).

Advertisement

Saat ditemui, siswa yang tinggal di Jalan Bintara itu mengenakan pakaian kebaya, lengkap dengan kain batik, serta bersanggul. Ia
tampil manis. Meski wajahnya mulai ditetesi keringat, Dini tetap bersemangat untuk menceritakan kesenangannya mengikuti kirab. Apa yang membedakan kirab SDN Tukangan pada peringatan HUT Ke-258 Kota Jogja?

Dibandingkan tahun sebelumnya, kirab yang didampingi guru-guru ini membawa gunungan hasil olahan produk daur ulang, yang dikreasi sendiri oleh siswa, mulai dari kelas I sampai VI. Dini mendapat kesempatan membuat bunga dari kertas krep. Ia punya doa untuk Kota Jogja.

“Moga-moga Kota Jogja semakin sukses, dan semakin bersih,” kata Dini.

Advertisement

Dewi Partini, Kepala Sekolah SDN Tukangan mengatakan peserta kirab membawa gunungan produk olahan daur ulang untuk mengajak masyarakat yang dilewati rute kirab lebih peka terhadap lingkungan. Siswa SD juga ingin ikut menjaga kebersihan dan menciptakan Kota Jogja menjadi kota yang nyaman dihuni dan dikunjungi. Rute kirab dimulai dari SDN Tukangan ke Pura Pakualaman dan kembali ke sekolah.

“Kebersihan dan daur ulang sampah diambil menjadi tema kirab, karena pihak sekolah menilai kepedulian warga terhadap pengelolaan sampah masih kurang. Masih terlihat sampah berserakan di mana-mana,” terang Dewi.

Karya ini dilengkapi dengan batik jumputan yang juga merupakan hasil karya siswa kelas IV,V,dan VI. Gunungan yang dibuat selama
sepekan itu dikirab oleh 305 orang siswa.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif