Harianjogja.com, SLEMAN—Underpass Jombor akan jadi satu-satunya jalan bawah tanah di Indonesia yang menggunakan drainase dengan sistem gravitasi. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Kementerian Pekerjaan Umum, Santoso, berani menjamin tidak akan ada banjir di Underpass Jombor meski terjadi hujan lebat.
Drainase dengan sistem gravitasi tersebut telah menjalani uji coba selama musim hujan tahun ini. “Kami sudah buktikan. Selama ini, tidak terjadi banjir meski ada hujan besar,” ungkap Santoso saat ditemui beberapa saat sebelum uji coba operasional Underpass Jombor, Senin (8/12/2014).
Santoso mengakui, banjir sering menjadi masalah klise dalam operasional jalan bawah tanah. Namun, dia meyakini, hal itu tidak akan terjadi di Underpass Jombor yang memiliki jarak lima meter dari sungai di bawahnya.
“Underpass ini tidak menggunakan pompa, tapi memakai daya gravitasi bumi. Air akan langsung disalurkan ke sungai melalui gorong-gorong,” jelas Santoso.
Underpass sepanjang 350 meter tersebut nantinya akan dilalui berbagai macam kendaraan bermotor dari arah barat ke timur. Namun, tinggi maksimal kendaraan yang boleh melintas dibatasi sekitar 5,2 meter.
“Ujicoba hanya dilakukan satu hari, sampai nanti sore. Sebab, masih ada pengerjaan minor yang harus dilanjutkan, seperti pengecatan,” ujar Santoso.
Setelah ujicoba dan dievaluasi hasilnya, underpass selebar tujuh meter itu akan dilengkapi dengan rambu lalu lintas dan marka pendukung.
“Maksimal H-7 liburan Natal dan Tahun Baru, underpass ini sudah kami buka untuk umum. Targetnya, akhir tahun ini, baik fly over maupun underpass sudah berfungsi semua,” ungkap Santoso.