Jogja
Jumat, 16 Januari 2015 - 18:20 WIB

STONE GARDEN : Dianggarkan Rp2,9 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tulisan Welcome to Geopark Gunungsewu terpampang di jalur bokong semar di Jalan Jogja-Wonosari, Kecamatan Patuk, Rabu (7/5/2014). (JIBI/ Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Stone Garden mulai dibangun 2015. Lokasi ini dirancang untuk mendukung pengembangan Geopark.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pembangunan Stone Garden di wilayah Ngingrong, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari dianggarkan Rp2,9 miliar pada 2015.

Advertisement

Kabid Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Gunungkidul A Hari Sukmono mengatakan pembangunan awal anggaran yang digunakan merupakan hasil kolaborasi. Adapun dana dari Kementerian Kepariwisataan sebesar Rp2 miliar dari dana Tugas Pembantuan (TP).

“Selain itu, dana bersumber dari Dana Keistimewaan sebesar Rp885 juta untuk pembangunan fisik serta Rp90 juta untuk perencanaan hingga pengawasan,” ujar dia kepada Harianjogja.com, Kamis (15/1/2015).

Ia menambahkan pembangunan Stone Garden dirancang sejak 2014. Rencana Stone Garden akan dibangun di tanah khas desa seluas 11.000 meter persegi. Pembangunan ini merupakan pengembangan geopark. Batuan yang mewakili tipologi dan karakteristik Gunungsewu akan dikumpulkan.

Advertisement

“Batuan dari Gunungkidul, Pacitan, dan Wonogiri akan kami kumpulkan. Tentunya, dengan bantuan ahlinya dari Badan Geologi,” ungkap dia.

Realisasi yang akan dilakukan tahun ini, lanjut dia, merupakan perencanaan sekaligus pembangunan fisik. Namun, untuk fasilitas pendukung sudah siap dibangun karena Detailed Engineering Design (DED) sudah selesai dibuat.

“Misalnya saja, tempat parkir, sekretariat kelompok sadar wisata, gudang menyimpan alat susur gua, serta infrastruktur lainnya,” imbuh dia.

Advertisement

Tujuan pembangunan Stone Garden tersebut, yakni untuk pengembangan geopark. Selain itu, melalui pembangunan ini diharapkan bisa melestarikan warisan bumi. Stone Garden ini nantinya, juga bisa menjadi pusat studi ilmiah kebumian dan situs geologi.

“Ada dua konsep nantinya yaitu, outdoor dan indoor. Outdoor untuk batu-batu yang besar, sedangkan indoor untuk batu kecil atau pun batu langka yang rawan dicuri,” imbuh dia.

Hari mengaku, belum bisa memastikan pembangunan akan selesai tahun ini. Dinas akan melihat perkembangan pembangunan tahun ini dengan dana yang ada. Jika, dana yang tersedia memang belum cukup dan pembangunan belum selesai, maka pembangunan tetap dilanjutkan di tahun berikutnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif