Jogja
Rabu, 21 Januari 2015 - 03:20 WIB

PUSKEMAS GUNUNGKIDUL : Personel Terbatas, Belum Semua 24 Jam

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Puskesmas (Dok/JIBI)

Puskemas Gunungkidul belum seluruhnya menerapkan layanan 24 jam. Sebab layanan kesehatan tersebut masih kekurangan SDM.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Belum semua pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Gunungkidul membuka layanan hingga 24 jam. Kekurangan jumlah personil diklaim menjadi alasan utama.

Advertisement

Salah satunya yakni Puskesmas Wonosari II yang belum melayani rawat inap. Bahkan, pendaftaran pun dibatasi hingga pukul 11.00 WIB. Kepala UPT Puskesmas Wonosari II Arif mengungkapkan pembatasan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi antrean yang panjang.

“Tenaga di Puskesmas ini masih terbatas. Baru ada delapan perawat, delapan bidan, dan tiga dokter,” ungkap dia.

Bila tidak dibatasi, dikhawatirkan masyarakat tidak akan terlayani dengan baik. Namun, untuk kasus gawat darurat yang perlu penanganan segera akan tetap dilayani sesuai jam kerja.

Advertisement

“Tahun ini, kami berencana mengoptimalkan pelayanan. Kami rencananya akan membuka pendaftaran dan pelayanan sesuai jam kerja yakni mulai pukul 07.30 WIB hingga 14.30 WIB,” ungkap dia.

Namun, untuk pelayanan 24 jam, ia mengaku belum mampu. Pasalnya, untuk pelayanan 24 jam dibutuhkan lebih banyak petugas yang bisa berjaga. Paling tidak, harus ada tiga pembagian waktu kerja yakni pagi, sore, dan malam.

“Semoga penambahan personil yang kami ajukan ke Dinas Kesehatan disetujui sehingga bisa melayani 24 jam,” ungkap dia.

Advertisement

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, baru 13 Puskesmas di Gunungkidul yang buka 24 jam karena melayani rawat inap. Sisanya, merupakan Puskesmas rawat jalan.

Menurut dia, untuk melayani rawat inap, Puskesmas harus memiliki sarana serta prasarana yang mumpuni. Sumber daya manusia dan biaya operasional yang dibutuhkan pun lebih banyak. Selain itu, untuk menjadikan suatu Puskesmas memiliki pelayanan 24 jam harus melihat efektivitas dan efisiensinya dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat.

“Jika pemanfaatannya tidak maksimal, tentunya akan mubazir,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif