Jogja
Rabu, 11 Februari 2015 - 23:20 WIB

TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA : SWA, Meningkatkan Panen dan Cocok di Lahan Berpasir

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Teknologi nuklir Indonesia yang kini dikembangkan di dunia pertanian berupa SWA hydrogel yang cocok dikembangkan di lahan kering atau berpasir.

Harianjogja.com, JOGJA-Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Hendig Winarno mengatakan Batan saat ini sedang memperkenalkan hasil penelitian berupa oligochitosan dan super water absorbent (SWA) hydrogel yang bermanfaat dalam bidang pertanian.

Advertisement

“Oligochitosan merupakan hasil iradiasi kulit udang menggunakan radiasi gamma sehingga menghasilkan produk bermanfaat sebagai bahan promotor dan pupuk tanaman,” katanya di sela-sela seminar dan lokakarya Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA), Selasa (9/2/2015).

Menurut dia, sasil temuan oligochitosan itu sudah diterapkan untuk tanaman cabai di Kabupaten Kerinci, Jambi.

“Oligochitosan terbukti mampu menghindarkan tanaman cabai dari penyakit virus kuning, antaknosa atau patek, layu fusarium, meningkatkan frekuensi panen, mempersingkat usia panen, dan meningkatkan produksi sampai dua kali lipat,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan aplikasi lain radiasi gamma dan berkas elektron untuk sintesis SWA hydrogel yang digunakan dalam bidang pertanian lahan berpasir atau lahan kering.

Aplikasi itu bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan air, mempertahankan keseimbangan kelembaban tanah, mengurangi jumlah penyiraman, dan meningkatkan produktivitas tanaman.

“SWA sudah digunakan pada tanaman bawang merah pada lahan berpasir di dekat Pantai Samas, Bantul, DIY, yang dapat mengurangi frekuensi penyiraman dari dua kali per hari menjadi satu kali per tiga hari. Pemakaian SWA juga dapat meningkatkan performa tanaman,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif