Embung Sriten Siap Dibuka untuk Umum
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul akan membuka Embung Sriten, Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar sebagai objek wisata agrobisnis. Rencanana kawasan tersebut dibuka secara resmi pada Maret mendatang.
Embung tertinggi di Gunungkidul itu dibangun menggunakan bantuan keuangan dari Pemerintah DIY. Adapun alokasi anggaran yang diberikan sebesar Rp2 miliar. Saatini, proses penggarapan memasuki tahap akhir dan diperkirakan selesai dalam waktu dekat. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah
Gunungkidul Supriyadi mengatakan pembangunan embung selain untuk objek wisata juga digunakan untuk pengairan kebun buah manggis dan kelengkeng. Secara konsep, dia mengakui lebih baik ketimbang pembangunan embung di Nglanggeran.
“Kalau dulu wisata di Embung Nglanggeran tidak direncanakan, sebab difokuskan untuk pengairan kebuh buah di sana. Tapi untuk Sriten, perencanaannya lebih terkonsep karena pembangunannya berkaca pada pengembangan di kawasan di Nglanggeran,” kata Supriyadi kepada wartawan, saat meninjau lokasi Embung Sriten, Rabu (11/2/2015).
Di lokasi ini, kata dia, wisatawan dapat melihat keindahan alam, yang meliputi kawasan Rowo Jombor (Klaten) hingga Waduk Gajah Mungkur (Wonogiri). Semua itu dapat dilihat saat kondisi cerah dan tak berkabut. Dia pun berharap, pembukaan objek wisata baru ini mampu menggeliatkan potensi ekonomi di wilayah utara Gunungkidul. Sebab, selama ini geliat kepariwisataan terfokus di wilayah selatan, khususnya kawasan pantai. Rencananya, di kawasan embung juga akan dibangun landasan olahraga paralayang. Malahan dalam beberapa kesempatan sudah digunakan untuk latihan olahraga itu.
“Kami juga sudah menyiapkan event olahraga paralayang Nasional. Penyelenggaraanya sendiri dilakukan di awal Juni nanti,” papar dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Gunungkidul Budi Martono menambahkan, pembangunan embung sendiri dilakukan pada Oktober 2014. Di waktu yang bersamaan, juga dibangun sebuah embung di Tambakromo, Ponjong.
“Dua embung itu merupakan satu paket, karena pembangunannya menggunakan dana bantuan dari Pemerintah DIY,” kata Budi.