Jogja
Jumat, 13 Februari 2015 - 11:40 WIB

TARIF PARKIR : Tak Ada Sosialisasi Retribusi Parkir, Warga Alun-Alun Wates Resah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Parade Gejog Lesung dengan kolaborasi kelompok penyanyi yang tampil memeriahkan pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) di Kulonprogo, Jumat (29/8/2014) di Alun-alun Wates. (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Tarif parkir yang diterapkan di Alun-alun Wates tak diawali dengan sosialisasi sehingga mengakibatkan warga resah.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pedagang di Alun-alun Wates merasa resah dengan pungutan parkir di sebelah timur. Selain tidak ada sosialisasi resmi mengenai retribusi parkir, pungutan parkir mengakibatkan omzet mereka menurun hingga 50%. Tidak hanya itu, pedagang juga kerap menjadi sasaran masyarakat pengunjung
Alun-alun Wates yang mengeluhkan pungutan parkir.

Advertisement

Supangat, salah satu pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Alun-alun Wates, menuturkan keberadaan tukang parkir di sisi timur Alun-alun Wates membebani masyarakat. Diungkapkannya, area tersebut kerap dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengakses free hot spot.

“Adanya pungutan parkir membuat hot spot area tidak bisa diakses secara cuma-cuma sebab masyarakat yang datang kebanyakan membawa kendaraan bermotor dan harus bayar parkir,” ujarnya saat mengadukan persoalan tersebut ke Pemkab Kulonprogo di Rumah Dinas Bupati Kulonprogo, Kamis (12/2/2015).

Terlebih, paparnya, masyarakat yang datang ke Alun-alun Wates terkadang ingin melepas lelah dan bersantai di ruang publik serta tidak membawa uang cukup, namun dipaksa membayar parkir. Menurutnya, masyarakat tidak berani berterus terang kepada petugas parkir, melainkan melampiaskan keluhan ke para pedagang.

Advertisement

Ia menyebutkan dari sisi pedagang yang jumlahnya mencapai 30-an orang juga mengalami kerugian. Pungutan parkir mengakibatkan pengunjung yang seharusnya mampir untuk sekadar membeli makanan atau bermain mengurungkan niatnya.

“Ada sekitar penurunan omzet sampai 50% dalam kurun waktu seminggu terakhir sejak adanya pungutan parkir,” tutur Supangat.

Upaya untuk bernegosiasi sudah pernah dilakukan pedagang dengan kelompok pengelola parkir. Pedagang menanyakan legalitas retribusi parkir kepada petugas parkir dan hanya ditunjukkan tiket parkir.

Advertisement

Aris, pedagang mainan, juga merasakan hal serupa.

“Pedagang sampai risih sendiri kalau ada pengunjung yang bertanya karena kami juga tidak tahu apa-apa,” ujarnya.

Ia menjelaskan, keberadaan tukang parkir di sisi timur Alun-alun Wates mulai terlihat setelah pukul 15.00 WIB, mengingat waktu tersebut menjadi puncak keramaian di pusat kota Wates.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif