Jogja
Selasa, 17 Februari 2015 - 18:40 WIB

PENATAAN SLEMAN : Pedagang Resto PKL Mrican Berharap PKL Liar Ditertibkan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana PKL Resto Mrican yang ramai pengunjung pada jam makan siang, Senin (16/2/2015) (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani).

Penataan Sleman kali ini mengenai penertiban PKL di daerah Mrican, Depok.

Harianjogja.com, SLEMAN-Ketua Paguyuban Resto PKL Mrican, Panca Hartoto berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman bersikap tegas dan menertibkan para pedagang kaki lima (PKL) yang kembali menjamur di sekitar wilayah Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman. Dikhawatirkan keberadaan PKL liar di pinggir jalan akan mengancam eksistesi Resto PKL Mrican.

Advertisement

“Adanya PKL-PKL baru di jalan menuju lokasi ini bisa berimbas buruk bagi kami. Kalau itu terus dibiarkan, lama-lama Resto PKL bisa mati karena pelanggannya pindah ke pinggir jalan,” kata pria yang akrab disapa Totok itu, saat ditemui di Resto PKL Mrican, Senin (16/2/2015).

Kekhawatiran Totok bukan tanpa alasan. Pasalnya, Resto PKL Mrican yang dibuka sejak 2007 tersebut sempat mengalami beberapa kali pasang surut sebelum akhirnya kembali ramai seperti sekarang.

Advertisement

Kekhawatiran Totok bukan tanpa alasan. Pasalnya, Resto PKL Mrican yang dibuka sejak 2007 tersebut sempat mengalami beberapa kali pasang surut sebelum akhirnya kembali ramai seperti sekarang.

“Dua tahun pertama itu sangat berat dan sepi sekali. Meja kursi juga belum ada. Setelah ditinjau bupati, lalu ada perbaikan,” ungkapnya.

Memasuki tahun operasional ketiga, pengunjung mulai berdatangan dan pedagang termotivasi untuk terus berjualan. Namun, tiga tahun kemudian, cobaan kembali datang.

Advertisement

Insiden tersebut membuat Resto PKL mrican kembali sepi. Pedagang pun mengeluh dan beberapa diantaranya memilih untuk tidak meneruskan usahanya.

“Awalnya ada 32 pedagang yang dulu direlokasi dari Jalan Gejayan. Sekarang sudah sekitar 50 persen yang hak guna pakainya digantikan saudara, teman, atau benar-benar orang baru,” ungkap pria kelahiran 1966 tersebut.

“Makanya saya sekarang benar-benar memperingatkan orang yang mau jualan di sini, tidak boleh jualan B1, B2, dan miras walaupun memang banyak peminatnya. Sekarang kami juga memberikan tanda halal di setiap kios,” kata Totok menambahkan.

Advertisement

Setelah berupaya mempromosikan Resto PKL Mrican di kampus-kampus sekitar, jumlah pengunjung perlahan bertambah. Namun, maraknya PKL liar tetap saja meresahkan para pedagang.

“Kalau memang ingin kami bertahan di sini, seharusnya Dinas Pasar juga menertibkan mereka. Saya sendiri tidak punya wewenang untuk mencegah,” ungkap Totok.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pasar Kabupaten Sleman, Tri Endah Yitnani mengatakan, penertiban PKL liar di pinggir jalan bukan kewenangannya.

Advertisement

“Penertibannya itu sudah difasilitasi oleh Satpol PP,” katanya, usai menghadiri acara grand opening Sindu Kusuma Edupark di Sinduadi, Mlati, Sleman, Senin siang.

Endah menambahkan pihaknya hanya berusaha menyediakan tempat yang layak bagi PKL. Namun, dia tidak bisa memaksa jika kemudian beberapa PKL yang telah direlokasi memilih kembali berjualan di pinggir jalan.

“Kalau semuanya mau jualan di tempat yang sudah kami sediakan, sebenarnya itu pasti laku karena pembeli juga ingin mencari tempat yang lebih nyaman,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif