SOLOPOS.COM - Ilustrasi obat (JIBI/Harian Jogja/Reuters)
Obat-obatan jenis anestesi dan asam tranexamat ditarik oleh BPOM.
Harianjogja.com, JOGJA—Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DIY memastikan obat anestesi Buvanest Spinal dan Asam Tranexamat produk PT Kalbe Farma sudah ditarik dari pasaran.
Kepala BBPOM DIY I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan sejak mendapat surat instruksi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait penarikan obat tersebut, pihaknya langsung mengawasi penarikan obat tersebut.
“BBPOM DIY akan terus mengawasi penarikan obat tersebut. Obat tersebut sudah dikirim oleh distributor ke Jakarta,” kata Aryapatni, Selasa (17/2/2015) petang.
Dia menjelaskan, sebanyak 190 boks masing-masing berisi lima ampul obat anestesi Buvanest Spinal dan Asam Tranexamat produk PT Kalbe Farma ditarik. Jumlah tersebut belum termasuk ampul yang sudah tercecer dari boksnya. Jumlahnya mencapai 291 ampul. Artinya, jika dijumlah total sebanyak 1.241 ampul yang ditarik. Disinggung soal dugaan obat anestesi yang bermasalah itu, kata Aryapatni, BPOM masih melakukan penyelidikan.
“Penarikan obat tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan setelah adanya kasus. Jadi, belum pada tahap kesimpulan,” tukasnya.
Sementara, Direktur Utama Rumah Sakit Jogja, Tuty Setyowati, mengatakan pihaknya memiliki obat anestesi Buvanest Spinal sebanyak lima ampul. Semuanya, sambung Tuty, belum digunakan. Namun semuanya sudah dikembalikan ke penyalur pada Senin (16/2/2015).
“Sementara untuk Asam Tranexamat produk Kalbe Farma disimpan tersendiri dan untuk saat ini tidak dipakai. Kami masih menunggu info resmi dari regulator. Boleh dipakai atau tidak,” kata Tuty sambil berharap hasil penyelidikan segera keluar.