Jogja
Kamis, 19 Februari 2015 - 02:15 WIB

PENGGUNAAN DANAIS : Hore Dana yang Diterima Kulonprogo Naik Jadi Rp33 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai. (Harian Jogja/wordpress,com)

Penggunaan danais di Kulonprogo dapat lebih beragam. Sebab dana yang digelontorkan mengalami peningkatan.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Anggaran penyelenggaraan dan pengembangan seni berbasis kebudayaan yang bersumber dari dana keistimewaan mengalami kenaikan. Alokasi tahun 2015 Kulonprogo menerima dana sebesar Rp33 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Advertisement

“Tahun lalu, kurang lebih sekitar Rp29 miliar yang kami terima. Dana tersebut tidak hanya untuk mendukung kegiatan seni budaya, tetapi juga mendukung pelestarian budaya,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kulonprogo Kris Sutanto saat ditemui di Gedung Kesenian, Selasa (17/2/2015).

Kris mengungkapkan penyelenggaraan masih akan diikuti oleh 68 desa kantong budaya, sepuluh desa rintisan budaya dan sepuluh desa budaya. Dia berharap, penampilan seni dan budaya tahun ini dapat lebih menonjolkan kreativitas dan inovasi. Hal itu dilakukan agar kesenian yang ditampilkan tidak monoton dan tentunya memiliki ciri khas tersendiri.

“Maka dari itu, perlu pendampingan dan pembinaan kepada para pelaku seni di setiap desa. Tujuannya, agar kesenian yang ditampilkan lebih kreatif dan tidak monoton seperti tahun pertama,” papar Kris.

Advertisement

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Dinbudparpora Kulonprogo Joko Mursito menambahkan, meski ada kenaikan danais dari pusat, namun beban kerja masih cenderung sama. Joko mengungkapkan, program pembinaan tersebut akan memperbaiki kualitas seni budaya yang ditampilkan.

Namun, pada dasarnya ada dua aspek yang ditekankan, yakni kemasan kreatif dan fungsi hiburan. Tujuannya, penampilan seni yang ditampilkan setiap desa harus dapat mewujudkan ciri khas yang ada di desa bersangkutan.

“Arah pendampingannya adalah untuk merangsang kreatifitas dan inovasi baru. Harapannya juga agar ke depan dapat merangkul lebih banyak orang lagi,” jelas Joko.

Advertisement

Lebih lanjut Joko memaparkan, salah satu aktivitas seni yang potensial untuk diberikan pendampingan khusus yakni sendratari Sugriwo Subali. Kedua tokoh pewayangan itu, telah menjadi ikon di Goa Kiskendo. Selain sebagai daya tarik dari objek wisata tersebut, sendratari itu juga menjadi kebudayaan yang perlu untuk dilestarikan.

“Kami akan menghidupkan sendratari tersebut. Rencananya kami akan menggandeng teman-teman ISI Jogja untuk menggarap tarian tersebut,” tandas Joko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif