Jogja
Jumat, 20 Februari 2015 - 17:40 WIB

OBAT-OBATAN : Dinkes Gunungkidul Belum Tarik Anestesi, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi obat-obatan (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Obat-obatan, Dinkes Gunungkidul belum mengambil tindakan penarikan obat anestesi karena masih menunggu instruksi.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Kesehatan Gunungkidul belum mengambil tindakan terkait peredaran obat anestesi Buvanest Spinal produksi PT Kalbe Farma. Mereka berdalih masih menunggu instruksi Pemerintah Pusat terkait penarikan obat tersebut. (Baca Juga : OBAT-OBATAN : Ups, 1.241 Obat Ditarik karena Bermasalah)

Advertisement

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, tidak tahu secara pasti peredaran obat tersebut. Sebab, obat itu termasuk kategori obat sekunder. Sementara berdasarkan fungsi pengawasan, Dinas hanya melakukan pengawasan terhadap obat dengan kategori primer.

“Kalau ingin tahu peredarannya bisa tanya ke dokter anestesi atau rumah sakit,” kata Dewi, Rabu (17/2/2015).

Dia mengaku mengetahui penarikan obat anestesi itu dari media sosial. Penarikan tidak lepas dari dua korban meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Siloam, Karawaci, Tanggerang, beberapa waktu lalu.

Advertisement

“Kalau secara resmi baik dari pemerintah atau Balai Pengawasan Obat dan Makanan [BPOM) belum ada,” paparnya.

Dewi menegaskan tidak akan mengawasi secara berlebihan. Menurut dia, kebijakan penarikan tergantung dari rumah sakit maupun dokter yang bersangkutan.

“Pastinya kalau ada informasi lebih lanjut BPOM pasti akan memberikan surat resmi,” tegas Dewi.

Advertisement

Terpisah, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari Aris Suryanto menegaskan, di rumah sakit tidak ada peredaran maupun penggunaan obat anestesi dengan merek Buvanest Spinal. Rumah sakit sudah sejak lama tidak menggunakan obat bikinan PT Kalbe Farma tersebut.

“Apanya yang mau ditarik? Wong kami sudah lama tidak pakai. Untuk perawatan anestesi kami menggunakan obat yang lain,” kata Aris.

Meski tidak menggunakan obat itu, Aris mengakui sempat ada distributor obat tersebut datang ke rumah sakit. Tujuannya, untuk menanyakan apakah obat itu masih ada atau tidak.

“Kalau tidak salah, orang itu datang Senin lalu,” ungkapnya.

Advertisement
Kata Kunci : Farmasi Obat-obatan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif