SOLOPOS.COM - Ilustrasi pedagang beras (JIBI/Solopos/Dok.)
Harga kebutuhan pokok untuk komoditas beras di Gunungkidul terus merangkak naik
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Harga beras di Pasar Argosari terus terkerek naik sepuluh hari terakhir. Setiap hari, kenaikan harga mencapai Rp3.000 per sak ukuran 25 kilogram.
Seorang pedagang beras Tukino, 53, mengatakan, meski telah memasuki masa panen, namun kenyataannya tidak membantu harga jual beras di pasar. Harga terus naik karena pasokan di pasar sedikit.
“Kondisi ini sudah berlangsung sejak sepuluh hari yang lalu. gabah yang masuk tidak sesuai dengan produksi beras yang dihasilkan. Akibatnya stok beras di pasaran makin menipis,” kata Tukino, Senin (23/2/2015).
Kenaikan harga beras bervariasi tergantung kualitas beras yang dijual. Dia mencontohkan untuk beras merek Cabai dipasarkan Rp268.000 per sak (ukuran 25 kilogram). Padahal sebelum naik, harga jual hanya Rp231.000 per sak.
“Kalau di rata-rata kenaikan mencapai Rp3.000 tiap hari,” ungkap dia.
Kondisi yang sama juga terjadi pada beras dengan merek yang lain. Misalnya beras merek Kusuma yang semula dijual Rp235.000, saat ini dipatok Rp255.000 per sak, BRM dipasarkan Rp200.000, atau naik Rp15.000 per sak.
Tukino mengakui, akibat kenaikan harga tersebut berdampak terhadap daya beli masyarakat. Dia mencontohkan, sebelum ada kenaikan, dalam sehari mampu menjual beras berbagai merek hingga dua ton.
Namun, saat ini kondisinya berkurang, dan hanya mampu menjual beras 1-1,5 ton per hari. “Harapannya bisa segera stabil, sehingga kondisi pasar bisa kembali normal,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Nining, pedagang di Pasar Argosari. Menurut dia, dari beberapa kebutuhan pokok hanya beras yang terus naik. Sementara untuk komoditas yang lain relatif stabil.