Jogja
Selasa, 24 Februari 2015 - 16:40 WIB

KASUS AIDS : Tiga Penderita AIDS di Gunungkidul Meninggal

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Reuters/Dok.)

Kasus AIDS di Gunungkidul memakan korban jiwa. Sebanyak tiga orang meninggal dunia

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV)-Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Gunungkidul terus bertambah.

Advertisement

Dalam dua bulan terakhir, ditemukan sembilan penderita dan dalam waktu yang hampir bersamaan, tiga pasien meninggal dunia.

Seluruh penderita telah menjalani Voluntary Counseling Test (VCT) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari. Total selama dua bulan, ada 28 pasien yang menjalani tes tersebut.

Advertisement

Seluruh penderita telah menjalani Voluntary Counseling Test (VCT) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari. Total selama dua bulan, ada 28 pasien yang menjalani tes tersebut.

Petugas Pengelola Informasi dan Dokumentasi RSUD Wonosari Aris Suryanto mengatakan, 30% orang yang menjalani VCT terinfeksi HIV. Saat ini seluruh pasien mendapatkan perawatan di klinik tersebut.

“Sembilan orang positif terkena HIV,” kata Aris, Senin (23/2/2015).

Advertisement

“Hasil pemeriksaan sungguh memprihatinkan. Sebab sembilan pasien positif, bukan lagi sebatas terpapar virus,” ujar dia.

Aris mengakui, beberapa waktu lalu ada dua pasien yang di rawat di rumah sakit. Namun, nyawa kedua orang itu tak bisa diselamatkan. “Kami sudah berusaha semaksimal mungkin,” ungkapnya.

Menurut Aris, upaya pencegahan harus terus digalakkan. Hal ini tidak lepas dari makin banyaknya penderita HIV AIDS di Gunungkidul.

Advertisement

“Kasus di sini termasuk anomali, karena jumlah penderita AIDS lebih tinggi ketimbang pasien HIV,” katanya.

Terpisah, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Gunungkidul Iswandi menambahkan, ada satu pasien yang meninggal dunia akibat AIDS. Penderita sempat menjalani perawatan di RS Bethesda, Kota Jogja. Namun, korban tidak bisa diselamatkan.

“Kasus ini fenomena gunung es. Semakin banyak orang yang tes, jumlah penderita juga akan tambah banyak,” kata Iswandi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif