Jogja
Selasa, 24 Februari 2015 - 05:20 WIB

PDIP Gunungkidul Bakal Ganti Nahkoda, Siapa Kandidat Terkuat?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (istimewa)

PDIP Gunungkidul akan ganti kepemimpinan. Ada tiga kandidat yang saling bersaing

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Budi Utama dipastikan kehilangan posisi Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Gunungkidul.

Advertisement

Hal ini terlihat dalam rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat Partai terkait jabatan struktural cabang.

Dalam surat tersebut, posisi Budi akan digantikan oleh Endah Subketi Kuntariningsih. Sementara posisi sekretaris diduduki pendatang baru, Djangkung Sudjarwadi.

Advertisement

Dalam surat tersebut, posisi Budi akan digantikan oleh Endah Subketi Kuntariningsih. Sementara posisi sekretaris diduduki pendatang baru, Djangkung Sudjarwadi.

Menanggapi keputusan itu, Budi mengaku pasrah dan legowo. Dia pun mengakui bukan lagi sebagai Ketua DPC, melainkan hanya anggota biasa. “Saya bukan lagi ketua, dan saya sangat menghormati keputusan itu,” kata Budi kepada wartawan, Minggu (22/2/2015).

Dia mengakui, ada tiga nama yang maju sebagai nominasi calon ketua. Selain dirinya, dua nama lain adalah Suharno dan Endah Subekti Kuntariningsih.

Advertisement

Terkait upaya pencalonannya sebagai calon bupati Gunungkidul, Budi menjawab diplomatis dan menyerahkan segalanya ke masyarakat. “Kalau rakyat menghendaki, maka saya siap,” katanya lagi.

Sementara itu, Endah Subekti Kuntariningsih mengakui bila dirinya merupakan Ketua DPC PDI Perjuangan yang baru. Proses penunjukan sendiri dilakukan dalam Konferensi Cabang di JEC 20 Februari lalu. Pemilihan sendiri berjalan alot, karena tiga tahapan yang diberikan harus dilalui semua. “Saya terpilih atas rekomendasi dari DPP,” katanya saat dihubungi, kemarin.

Menurut dia, awalnya ada tiga kandidat calon ketua. Ketiga orang tersebut diminta berdiskusi terkait posisi ketua. Saat perundingan, Suharno mengundurkan diri dan menyerahkan kepada dirinya dan Budi Utama.

Advertisement

“Proses tersebut gagal, karena kami sama-sama ngotot. Kemudian proses dilanjutkan perundingan koordinasi pimpinan antar cabang,” ungkapnya.

Dalam rapat tersebut, sempat diadakan voting. Hasilnya, Endah mendapat 12 dukungan dari PAC, sedang satu PAC walk out dan lima lainnya abstain. Namun, menurut Endah komposisi tersebut tidak bisa menjadi patokan, sebab enam PAC lainnya tidak mau memberikan dukungan kepada dirinya.

Mereka tetap memilih abstain. Untuk memutuskannya, kata Endah, pemilihan diberikan ke DPP untuk memberikan rekomendasi siapa ketua yang dipilih. “Akhirnya keluar nama saya. Pemilihan tersebut juga berdasar dari hasil musyawarah antar PAC,” tegas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif