Jogja
Jumat, 27 Februari 2015 - 08:20 WIB

PEMKAB BANTUL : Wow, 333 Ha Lahan Bakal Jadi Kawasan Industri

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi.dok

Pemkab Bantul menyediakan 333 Ha tanah kas desa untuk kawasan industri.

Harianjogja.com, BANTUL- Sebesar 333 hektare lahan di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul bakal berubah menjadi kawasan industri. Sejumlah perusahaan besar segera beroperasi di wilayah paling timur Kabupaten Bantul itu.

Advertisement

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul Sulistyanta menyatakan lahan itu bakal dijadikan lokasi pabrik. Dari sekian lahan, sebanyak 122 hektare tanah kas desa dibebaskan dari pemerintah desa. Namun saat ini lahan itu belum didirikan bangunan pabrik. Sementara sebanyak 22 hektare lainnya sudah didirikan bangunan. 333 hektare tersebut diklaim merupakan lahan kritis yang tidak berproduksi, terletak di Desa Srimartani dan Srimulyo, Piyungan.

“Jadi kawasan industri ini tidak mengganggu lahan pertanian warga,” paparnya, Kamis (26/2/2015).

Menurut Sulistyanta, saat ini ada 12 perusahaan yang segera beroperasi. Investor telah membebaskan lahan untuk mendirikan bangunan. Sejumlah investor lainnya kini tengah dalam penjajakan untuk beroperasi di Bantul.

Advertisement

Sejatinya di Piyungan, saat ini sudah ada sembilan pabrik beroperasi seperti pabrik kulit, rambut palsu dan pabrik garmen. Piyungan selama ini menjadi salah satu sentra industri di Bantul selain Pajangan dan Sedayu. Lantaran banyak lahan kritis di wilayah ini yang tidak berproduksi serta dekat dengan tempat pembuangan akhir
(TPA).

“Sebenarnya kalau ditotal se-Bantul total kawasan industri yang kami siapkan mencapai 2.000 hektare,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul Juweni menuturkan, tanah kas desa yang dijadikan kawasan industri akan dikerjasamakan dalam bentuk sewa. Untuk tanah yang sudah terlanjur berdiri pabrik, nilai sewa sebesar Rp8 juta- Rp9 juta per hektare per tahun serta naik 6% tiap tahunnya.

Advertisement

“Sewanya murah karena dulu mengikuti sewat lahan tebu untuk pabrik gula,” imbuhnya. Namun untuk saat ini, tarif sewa bagi perusahaan baru sebesar Rp10 juta- Rp15 juta setahun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif