Jogja
Senin, 2 Maret 2015 - 00:20 WIB

Harga Beras Naik, Petani Gunungkidul Pilih Simpan Hasil Panen untuk Kebutuhan Sendiri

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Sejumlah petani merontokkan bulir padi yang mereka panen di areal perasawahan di Pundong, Bantul, DI. Yogyakarta, Kamis (02/01/2014). Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menyampaikan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) DIY pada Desember 2013 mencapai angka 103,15 atau mengalami penurunan sebesar 0,57% dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya. Sedang harga gabah kualitas GKP sebesar Rp 4.556 per kilogram di tingkat petani, atau turun 3,71% dari bulan sebelumnya.

Harga beras naik, namun petani di Gunungkidul tetap memilih menyimpan hasil panen untuk mencukupi kebutuhan pangan sendiri

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Meskipun harga beras tengah naik, petani di wilayah Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari memilih untuk mengkonsumsi beras itu sendiri.

Advertisement

Salah satu petani di Dusun Gatak II Wasidi mengatakan, meskipun harga beras naik, ia tidak tertarik menjual hasil panennya. Menurutnya, mahalnya harga beras tidak berpihak pada petani. Pasalnya, harga beli dari petani masih rendah.

“Kalau di pasar harga beras memang mahal. Tapi, petani menjual itu hanya dihargai Rp5.000 per kilogram,” ujar dia kepada Harian Jogja  di ladang miliknya di Dusun Gatak II, Jumat (27/2/2015).

Menurutnya, berapa pun hasil panennya, tidak akan ia jual. Seluruh padi tersebut akan disimpan untuk dikonsumsi setiap hari.

Advertisement

Hasil panen kali ini pun, harus bisa mencukupi kebutuhan ia dan keluarganya selama setahun.

“Harus cukup karena panen setiap tahun hanya sekali. Di sini bukan sawah, tapi ladang,” jelas dia.

Wasidi mengungkapkan, hasil panen kali ini pun diprediksi lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Tahun lalu, ia bisa memanen 27 karung padi.

Advertisement

Tahun ini, ia melihat kualitas padinya berkurang. Hal itu disebabkan keterlambatan pemupukan karena lambatnya distribusi pupuk.

“Selain itu, karena ada keterlambatan hujan sehingga padinya tidak bisa tumbuh maksimal,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif