Jogja
Senin, 23 Maret 2015 - 21:20 WIB

HARI DOWN SINDROME : Anak Berkebutuhan Khusus Dapat Hidup Mandiri

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peringatan Hari Down Sindrome (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Hari down sindrome kali ini menyuarakan pentingnya perhatian bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut.

Harianjogja.com, JOGJA- Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) berharap, anak dengan down syndrome diajak berbaur dan melakukan kegiatan layaknya masyarakat.

Advertisement

“Penyandang ‘down syndrome’ ini bisa melakukan berbagai kegiatan seperti masyarakat pada umumnya. Mereka bisa diberdayakan agar lebih mandiri,” kata Ketua POTADS Yogyakarta Sri Rejeki Ekasasi di sela peringatan Hari Down Syndrome Sedunia, Minggu (122/3/2015).

Anak dengan down syndrome, kata dia, mengalami keterbelakangan mental dan berbagai masalah kesehatan lainnya seperti kelainan pada pencernaan hingga kondisi jantung sehingga membutuhkan lebih banyak perhatian.

“Jika anak-anak ini diberi kasih sayang, maka otak mereka bisa berkembang dan mereka bisa dilatih berbagai hal. Walaupun lambat, namun mereka bisa hidup mandiri. Di negara maju, banyak penyandang ‘down syndrome’ yang bisa bekerja sehingga kualitas kehidupan mereka lebih baik,” katanya.

Advertisement

Saat ini, terdapat 43 keluarga yang tergabung di POTADS Yogyakarta, namun hanya ada sekitar 15 hingga 20 keluarga yang aktif mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan kelompok tersebut.

“Jumlah itu belum mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Masih banyak anak dengan ‘down syndrome’ yang belum terdata,” katanya.

Ia berharap, Pemerintah Kota Jogja bisa membuat sebuah regulasi untuk anak-anak dengan sindroma tersebut di antaranya guna memastikan akses kesehatan dan pendidikan.

Advertisement

Sementara itu, Walikota Jogja Haryadi Suyuti yang hadir dalam peringatan Hari Down Syndrome Sedunia berharap, kegiatan tersebut bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa banyak anak dengan “down syndrome” yang membutuhkan perhatian.

“Kegiatan ini pun bisa dimanfaatkan oleh keluarga dengan anak ‘down syndrome’ untuk saling bertukar informasi saat mengasuh anak-anak tersebut,” katanya.

Ia menegaskan, akan mematangkan konsep Yogyakarta sebagai Kota Inklusi sehingga seluruh anak berkebutuhan khusus bisa mengakses kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesahatan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif