Jogja
Senin, 23 Maret 2015 - 09:20 WIB

NIKAH MASSAL : Terancam Gagal, Mengapa?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pasangan nikah massal sesaat setelah dikirab di Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (19/1/2014). Acara bertajuk Wedding On The Street tersebut merupakan rangkaian peringatan Maulid Nabi SAW 1435 H. (Maulana S/JIBI/Solopos)

Nikah massal di Piyungan terancam gagal

Harianjogja.com, BANTUL-Program nikah massal bagi warga di Piyungan terancam gagal. Pasalnya hingga Minggu (22/3/2015), belum ada pasangan yang mendaftarkan diri padahal nikah massal dilaksanakan Sabtu (28/3/2015).

Advertisement

“Sampai sekarang [Minggu] belum ada perkembangan. Kemungkinan besar gagal karena sekarang saja sudah kurang satu minggu. Padahal kalau sebelum sepuluh hari harus ngurus lewat kecamatan,” jelas Kepala KUA Piyungan, Ali Naseh, Minggu (22/3/2015).

Menurutnya nikah massal saat ini memang tidak diminati calon pengantin. Mereka lebih memilih melaksanakan ijab qobul di rumah atau masjid dan dilanjutkan dengan resepsi.

“Bisa jadi karena gengsi. Ditambah di pedusunan, adat Jawa masih kental dan sakral sehingga prayoginya dilakukan di rumah sendiri,” ungkap dia.

Advertisement

Sebenarnya, lanjutnya, nikah massal dapat dimanfaatkan bagi keluarga yang secara ekonomi tidak mampu untuk menyelenggarakan pernikahan besar-besaran. Meskipun demikian, layanan nikah massal nyatanya belum mendapat respon positif dari warga. Bahkan kuantitas pasangan yang menikah di KUA kian menurun setiap tahunnya.

Tahun 2012 tercatat ada 438 pasangan yang menikah di KUA Piyungan. Tahun 2013 ada 375 pasangan dan 2014 menurun lagi jadi 321 pasangan. “Hampir semua KUA mengalami masalah yang sama [penurunan angka pernikahan di KUA],” ujar Ali.

Menambahkan, Penghulu KUA Piyungan, Khoirul mengatakan nikah massal yang diprakarsai Forum Komunikasi Ta’aruf Islami (Fortais) Sewon itu hanya dibatasi bagi sepuluh pasang calon pengantin. Seperti biasanya, mereka harus melengkapi berkas-berkas administrasi pernikahan dari tingkat RT RW. “Kemarin sempat ada dua orang yang tanya [nikah massal] tapi sampai sekarang juga tidak mendaftar,” ungkap dia.

Advertisement

Menurutnya ada beberapa alasan mengapa tidak ada calon pengantin yang mendaftar hingga saat ini. Pertama, kesulitan mengurus administrasi bagi calon pengantin luar daerah dan kedua kurangnya sosialisasi dari pihak penyelenggara.

“Kami memang tidak ikut sosialisasi karena peran kami seperti biasanya yaitu sebagai pihak yang menikahkan saja,” tegas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif