Jogja
Rabu, 25 Maret 2015 - 21:20 WIB

EKSPOR DIY : Produk Asli Kulonprogo ini Siap Tembus Pasar Asean

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Manajer KSU Jatirogo menunjukkan kemasan produk gula semut organik yang telah dipasarkan secara luas, Selasa (24/3/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Ekspor DIY akan diperkuat dengan produk agro Kulonprogo.

Harianjogja.com, KULONPROGO—Produk lokal asli Kulonprogo siap mengepakkan sayap ke pasar luar negeri. Sejumlah produk koperasi dan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) segera diekspor ke pasar Asia.

Advertisement

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo Sri Harmintarti mengungkapkan, puluhan produk lokal asal Kulonprogo sempat dipamerkan dalam Meeting Industrialized Singapore, beberapa waktu lalu.

“Ada semacam tawaran dari CV. Galuh Aji dan Galuh Samudra yang mengikuti pertemuan itu. Bupati meminta untuk membawa beberapa produk unggulan dari Kulonprogo untuk diperkenalkan,” ujar Harmin kepada Harianjogja.com di kantornya, Selasa (24/3/2015).

Harmin mengatakan sejumlah produk dari koperasi juga diperkenalkan dalam acara tersebut, di antaranya produk-produk agro seperti gula kristal, gula semut organik, kopi dan teh. Semuanya merupakan produk yang berbahan baku alam asli Kulonprogo dan telah memiliki pasar yang cukup luas.

Advertisement

“Baru pertama kalinya ini produk agro dari sini akan memasuki pasar ekspor. Bukan dalam bentuk curah, tetapi sudah dalam bentuk kemasan yang siap dikonsumsi,” ungkap Harmin.

Lebih lanjut Harmin menuturkan, hal itu merupakan kesempatan yang baik untuk mulai membuka pasar yang lebih luas. Bahkan, dapat dikatakan langkah ini menjadi permulaan bagi para pelaku industri tersebut untuk menghadapi pasar bebas ASEAN dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun ini. Adapun beberapa produk yang akan diekspor yakni, gula kristal yang diproduksi Koperasi Perkasa Wilis, gula semut organik dari KSU Jatirogo dan produk kopi serta teh dari Koperasi Hapsari.

“Kami juga akan mengumpulkan semua pelaku usaha ini untuk persiapan pengiriman produk. Pendampingan juga tetap kami lakukan, agar produk tersebut dapat secara kontinyu melayani permintaan pasar. Harapan kami hal ini juga dapat turut mendorong pelaku usaha lainnya dengan semangat Bela Beli Kulonprogo,” kata Harmin.

Advertisement

Sementara itu, Manajer KSU Jatirogo Theresia Eko Setyowati tak menampik, apabila minat pasar luar negeri untuk produk lokal sangat tinggi. Dalam satu kali pengiriman produk gula semut organik untuk satu buyer, koperasi ini setidaknya menyiapkan 40 ton. Bahkan, tingginya permintaan untuk pasar Amerika saja, diakui Eko, koperasi cukup kewalahan untuk menyediakannya.

“Selama ini yang kami ekspor keluar [gula semut organik] masih dalam bentuk curah. Memang untuk produk kemasan kecil atau siap konsumsi, untuk pasar lokal saja penyerapannya masih sangat kecil,” ungkap Eko.

Eko memaparkan, edukasi terhadap konsumen merupakan langkah utama untuk dapat memperbaiki pasar. Pasalnya, jika nanti keran pasar bebas dibuka, maka akan masuk banyak produk luar yang dikemas secara menarik. Apabila pelaku usaha lokal tidak mampu merenovasi kemasan dan berinovasi, bukan tidak mungkin persaingan dengan produk luar akan semakin sulit.

“Kami berusaha untuk bisa berinovasi, namun secara kualitas produk juga harus dipertahankan. Tujuannya, agar dapat menarik konsumen, baik lokal maupun asing,” kata Eko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif