Jogja
Kamis, 26 Maret 2015 - 20:20 WIB

KASUS FLU BURUNG : Ini Rekomendasi FKH UGM Atasi H5N1

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Kasus flu burung dapat diatasi dengan cara rutin melakukan vaksinasi.

Harianjogja.com, SLEMAN – Tim Peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) melakukan penelitian terhadap delapan perternakan unggas skala komersial yang ada di DIY.

Advertisement

Penelitian yang dilakukan selam 1,5 tahun itu ditemukan tidak terdapat indikasi adanya virus Avian influenza (AI) H5N1 atau dikenal dengan nama flu burung. Hal itu disampaikan Michael Haryadi Wibowo, peneliti mikrobiologi dari FKH UGM dalam pemaparannya yang disampaikan di University Club UGM, Kamis (26/3/2015) seperti dikutip rilis yang Harianjogja.com terima.

Penelitian yang dilakukan pada lokasi peternakan unggas di Kabupaten Sleman, Kulonprogo dan Gunungkidul. Berdasarkan uji HI, RT-PCR dan VI pada titer antibodi tidak terindikasi infeksi virus H5N1 pada ayam yang berumur 18-68 minggu.

“Semua farm tidak terdeteksi AI,” katanya seperti rilis yang Harianjogja.com terima.

Advertisement

Tidak terdapatnya indikasi virus AI, Haryadi menengarai karena masing-masing peternakan melaksanakan proses biosekuriti dan sanitasi secara ketat serta vaksinasi secara teratur.

Dari penelitian yang bekerja sama dengan peneliti dari Autralia ini diketahui peternakan unggas di DIY rata-rata melaksanakan vaksinasi 2-4 kali. Berbeda dengan di Jawa barat, peternak umumnya melaksanakan vaksinasi hingga 4-6 kali.

“Vaksinasi AI sebenarnya bisa dilakukan pada umur 35-40 minggu agar titer HI memadai sampai usia menjelang afkir,” katanya.

Advertisement

Selain itu, kata Haryadi, praktek sanitasi dan desinfkesi juga perlu ditingkatkan untuk mengendalikan penyakit yang bersifat imunosupresi.

“Tentunya dengan didukung manajemen tata laksana yang baik,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Haryadi menyarankan agar peternak memperlakukan penyemprotan desinfektan pada setiap keranjang telur dan rak telur karena berpotensi sebagai sumber penularan.

“Tempat telur dan rak telur seharusnya diberi desinfektan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif