Jogja
Sabtu, 28 Maret 2015 - 21:21 WIB

Petani Gunungkidul Tidak Berani Tanam Bawang Merah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok.Solopos)

Petani Gunungkidul tidak berani menanam bawang merah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Petani bawang merah di Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, tidak berani menanam bawang merah sepanjang tahun. Alasannya, saat panen, mereka jarang mendapat harga tinggi.

Advertisement

Ketua Kelompok Tani Sumber Mulyo di Dusun Blimbing, Desa Karangrejek Supriyatno mengatakan, ketika di Kulonprogo harga bawang merah tinggi, petani bawang merah di Karangrejek pun tak merasakan keuntungan yang sama. Pasalnya, petani di Karangrejek belum mulai menanam bawang merah.

“Kami biasa menanam bawang merah sekitar bulan Juni saat mulai masuk musim kemarau,”  ungkap dia, Jumat (27/3/2015).

Ia menambahkan, petani belum berani menanam bawang merah sepanjang tahun karena risiko yang sangat besar terutama saat musim hujan. Menurutnya, belum ada petani yang sukses menanam bawang merah saat musim hujan. Ketika musim hujan, tanaman lebih mudah terserang hama dan penyakit.

Advertisement

“Kami belum menemukan cara yang tepat agar bisa menanam bawang merah sepanjang tahun. Kami menanam bawang merah biasanya setelah tanam padi dan palawija,” ujar dia.

Petani lainnya Harto Wiharjo menambahkan, tahun lalu, petani bisa menjual bawang merah dengan harga Rp10.000 hingga Rp15.000 setiap kilogram.

“Satu kilogram bibit bawang merah bisa menghasilkan 20 kg hingga 30 kg bawang merang. Hasilnya lumayan bagus,” ungkap dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif