Jogja
Minggu, 29 Maret 2015 - 18:20 WIB

TARIF ANGKUTAN UMUM : Berapa Biaya Angkutan di Sleman?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkutan umum perkotaan (Dok/JIBI/Solopos)

Tarif angkutan umum yang baru tengah dibahas Organda Sleman.

Harianjogja.com, SLEMAN-Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Sleman, Juriyanto mengatakan pihaknya segera berkoordinasi dengan pengurus Organda se-DIY dalam waktu dekat. Hal itu diperlukan untuk menentukan sikap menindaklanjuti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp500 per liter sejak Sabtu (28/3/2015) pukul 00.00.

Advertisement

“Soal penyesuaian tarif, kami akan merapat dulu dengan teman-teman Organda lain. Ini tentu masih harus dibahas bersama,” ujar Juriyanto kepada Harianjogja.com, Sabtu pagi.

Januari lalu, Organda telah melakukan penyesuaian dengan menurunkan tarif angkutan umum sebesar lima persen meski sempat diwarnai aksi mogok. Penurunan tarif angkutan umum mau tak mau harus dipilih karena saat itu harga solar yang per 18 November 2014 lalu sebesar Rp7.500 per liter sudah diturunkan menjadi Rp6.400 per liter.

Advertisement

Januari lalu, Organda telah melakukan penyesuaian dengan menurunkan tarif angkutan umum sebesar lima persen meski sempat diwarnai aksi mogok. Penurunan tarif angkutan umum mau tak mau harus dipilih karena saat itu harga solar yang per 18 November 2014 lalu sebesar Rp7.500 per liter sudah diturunkan menjadi Rp6.400 per liter.

Namun, pemerintah ternyata kembali menaikkan harga BBM pada akhir Maret ini. Premium yang sebelumnya Rp6.900 per liter, naik menjadi Rp7.400. Solar juga naik dari Rp6.400 per liter menjadi Rp6.900 per liter.

Harga BBM yang tidak stabil itu dinilai mempengaruhi kebutuhan operasional angkutan. Padahal, perkara menaikkan atau menurunkan tarif angkutan tidak bisa otomatis dilakukan begitu harga BBM berubah.

Advertisement

Sementara itu, penumpang angkutan umum berharap tidak ada kenaikan tarif.

“Inginnya sih jangan naik. Apalagi sering kali untuk pergi ke suatu tempat itu harus pakai pindah rute. Itu cukup bikin boros,” kata Risma yang sehari- hari mengandalkan angkutan umum untuk pergi ke tempat kerjanya di sekitar Tridadi, Sleman.

Risma sendiri mengaku tidak memiliki kendaraan pribadi. Setiap pagi, setidaknya dia merogoh uang sebesar Rp7.600 untuk berangkat kerja.

Advertisement

“Naik Trans Jogja Rp3.600 lalu dari Terminal Jombor pindah naik bus jurusan Jogja-Tempel Rp4.000. Kadang pulangnya bisa nebeng teman tapi belum tentu bisa begitu setiap hari,” ungkap perempuan berusia 23 tahun ini.

Meski demikian, Risma juga merasa kasihan dengan pengusaha angkutan umum jika tarifnya tidak dinaikkan.

“Mereka juga kasihan. Sekarang penumpang angkutan umum sudah tidak sebanyak dulu. Masa pemerintah tidak bisa mengupayakan subsidi khusus?” ucapnya kemudian.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif