Tips kesehatan kali ini mengenai alternatif menjalani masa tua.
Harianjogja.com, KULONPROGO-Usia tidak membatasi orang untuk menjadi produktif. Hal itu ditunjukkan di Bina Keluarga Lansia (BKL) Tunas Mekar di Dusun Bulak, Desa Tuksono, Sentolo.
Jemari Sutini, 63, begitu lincah menganyam serat agel di sebuah teras pendapa. Kerutan di wajah dan kulitnya
yang mulai keriput seolah tak mengendurkan semangatnya untuk tetap berkarya.
yang mulai keriput seolah tak mengendurkan semangatnya untuk tetap berkarya.
“Namanya juga orangtua, terkadang pikirannya akan kembali ke masa kanak-kanak. Namun, bukan berarti mereka
tidak bisa berguna bagi keluarganya,” ujar Ketua BKL Tunas Mekar Miniati saat ditemui Harianjogja.com, pekan lalu.
Ruang konseling selalu terbuka setiap waktu guna melayani keluh kesah yang dialami keluarga lansia.
Perlahan kelompok tersebut mengembangkan program yang dapat memberikan kesempatan bagi lansia untuk tetap semangat menghabiskan masa tuanya. Tak dipungkiri, jika selama ini rasa kesepian telah menjadi teman bagi
para lansia. Bagaimana tidak, ketika anak-anak mereka beranjak dewasa, bahkan telah berkeluarga, waktu luang
bersama anak kian berkurang.
Berbagai program disusun untuk memberikan kegiatan positif dan menarik bagi para lansia. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan BKL Tunas Mekar untuk para lansia diantaranya memberikan ruang berekspresi
melalui kesenian karawitan, pemberdayaan ekonomi kreatif melalui industri rumah tangga, kerajinan hingga
layanan kesehatan dan gizi lansia. Ada 70 lansia di dusun ini, tapi yang aktif dalam setiap kegiatan kami ada sekitar 40 orang.
“Sebagian besar dari mereka kini banyak yang menjadi buruh perajin kerajinan serat agel. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan lansia berkegiatan, tetapi juga dapat menghasilkan uang, paling tidak untuk dirinya sendiri,” papar Miniati.
Selain mendukung dengan memberikan bahan baku guna dianyam. BKL ini juga menjadi jembatan bagi para lansia untuk memasarkan hasil kerajinannya. Kelompok yang berdiri sejak tahun 2005 itu, juga mengadakan kerja sama dengan pengusaha. Tidak jarang barang setengah jadi yang dikerjakan bisa dipasarkan lagi hingga ke pasar luar negeri.
Bagi Sutini, menganyam serat agel menjadi rutinitas pengisi waktu. Namun, bagi nenek dua cucu ini, kegiatan
tersebut sangat berarti. Di usia senjanya, kegiatan itu menjadi pelipur lara ketika anak dan cucunya tak ada di
rumah untuk menemani. Bahkan, kegiatan ini juga bisa membuatnya berkumpul dengan lansia lain untuk saling mengobrol.