Jogja
Senin, 6 April 2015 - 12:20 WIB

APARTEMEN SLEMAN : Warga Plemburan Galang Tandatangan Penolakan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Plemburan berpose di depan spanduk berisi tanda tangan penolakan pembangunan apartemen di wilayah mereka, Minggu (5/4/2015). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Apartemen Sleman, warga mulai tergerak menggelar aksi penolakan saat pihak pengembang mulai memasang spanduk mohon doa restu pembangunan apartemen.

Harianjogja.com, SLEMAN—Aksi penolakan terhadap rencana pembangunan sebuah apartemen di Plemburan, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, mencuat. Minggu (5/4/2015) pagi.

Advertisement

Ratusan warga Dusun Plemburan, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik dan warga Dusun Pogung Lor, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, menggelar unjuk rasa menolak rencana pembangunan apartemen di Jalan Plemburan. Warga membubuhkan tanda tangan bukti penolakan di atas spanduk raksasa. Wakil Bupati Sleman, Yuni Satiya Rahayu, ikut tandatangan penolakan.

Spanduk berisi tandatangan penolakan itu kemudian dipasang di depan lahan rencana pembangunan apartemen. Situasi sempat memanas saat warga akan memasang spanduk penolakan, kemudian didatangi pihak perantara pembangunan apartemen. Pihak pengembang mempermasalahkan pemasangan spanduk di depan lahan miliknya. Diskusi sempat digelar antara tokoh masyarakat dengan perwakilan pengembang, namun tak ada titik temu.

Advertisement

Spanduk berisi tandatangan penolakan itu kemudian dipasang di depan lahan rencana pembangunan apartemen. Situasi sempat memanas saat warga akan memasang spanduk penolakan, kemudian didatangi pihak perantara pembangunan apartemen. Pihak pengembang mempermasalahkan pemasangan spanduk di depan lahan miliknya. Diskusi sempat digelar antara tokoh masyarakat dengan perwakilan pengembang, namun tak ada titik temu.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, perwakilan pihak pengembang itu kemudian dievakuasi oleh polisi dari tengah kerumunan warga. Upaya dari pihak pengembang disebut-sebut akan memprovokasi supaya warga melakukan perusakan. Meski demikian, warga tak perpancing.

“Ingat jangan terprovokasi, jangan menyentuh apapun yang ada di dalam [lahan milik pengembang apartemen]. Pasang spanduk di area jalan umum,” ucap seorang warga, Minggu.

Advertisement

“Sudah-sudah pak,” ujar Yuni menenangkan massa.

Akhirnya warga pun memasang spanduk penolakan menutupi tiga baliho milik pihak pengembang yang berisi tulisan permohonan doa restu pembangunan apartemen dan lowongan pekerjaan prakonstruksi apartemen.

“Izin wae rung entuk kok wis njaluk doa restu ki piye [izin saja belum dapat kok sudah minta doa, ini bagaimana],” celetuk warga lainnya.

Advertisement

Ketua RT 01, Dusun Plemburan, Suharyono, 53, menjelaskan wilayah RT 01 paling terdampak jika pembangunan apartemen jadi dilakukan. Ia menyatakan, seluruh warganya menolak rencana itu. Untuk warga lain seperti RT 02 dan RT 03 Plemburan memang ada beberapa yang memberikan dukungan. Tetapi lebih banyak yang menolak. Selain dari wilayah Plemburan, dampak lain pembangunan apartemen juga dirasakan warga Pogung Lor, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati. Mereka juga turut membubuhkan tandatangan penolakan itu.

“Kami semua menolak dengan pertimbangan sosial dan lingkungan. Dampak sosialnya nanti akan berpengaruh terhadap warga, karena apartemen bisa jadi tempat pesta narkoba. Soal lingkungan, tentu berdampak pada sumber air. Belum lagi jalan yang nanti akan dilalui,” katanya.

Warga Plemburan lainnya, Boimin menambahkan, warga mulai tergerak menggelar aksi penolakan saat pihak pengembang mulai memasang spanduk mohon doa restu pembangunan apartemen. Spanduk itu dipasang Jumat pekan lalu.

Advertisement

“Sampai kapanpun kami menolak,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif