Jogja
Kamis, 9 April 2015 - 22:20 WIB

PEMKAB BANTUL : Pesisir Selatan Sebagai Lokasi Budidaya Garam

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah) Pembuat garam Gunungkidul

Pemkab Bantul mendorong pengembangan budidaya garam di kawasan pantai.

Harianjogja.com, BANTUL – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul mendorong pengembangan budidaya garam dengan kolam terpal di kawasan pantai selatan daerah ini sebagai bagian dari diversifikasi usaha nelayan.

Advertisement

“Budidaya garam di pantai selatan merupakan program pendampingan pemerintah, arahannya diversifikasi usaha nelayan, dan kemarin sudah kami latih nelayan di sepanjang pantai Bantul,” kata Kasi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir DKP Bantul, Isti Wasono di Bantul, Rabu (8/4/2015).

Menurut dia, budidaya garam di pantai selatan Bantul saat ini sudah dikembangkan kelompok masyarakat dan nelayan di dua lokasi yakni Pantai Depok Parangtritis dan Pantai Samas, setelah sebelumnya diujicobakan di kawasan Pantai Depok.

“Kami mencoba membangkitkan semua potensi yang ada di pantai selatan, termasuk di dalamnya pembuatan garam, dan produksinya (garam) bagus, karena dari sisi kualitas garam pantai selatan lebih putih dan asin,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan, sejauh ini kegiatan budi daya garam di pantai selatan ditekankan pada pemanfaatkan kolam terpal sesuai dengan karakter pantai tersebut, tidak seperti konsep yang dilakukan di wilayah pantai utara yang menggunakan tambak.

“Di pantai selatan tidak mungkin membuat tambak garam yang mengandalkan pasang surut ombak seperti di pantai utara, karena pasir pantai selatan memiliki daya serap air tinggi, sehingga begitu air lewat, maka habis terserap,” katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, kegiatan budidaya garam di pantai selatan memanfaatkan terpal yang mengambil air laut secara manual dengan menggunakan perahu, sehingga dari sisi efisiensi biaya model ini perlu tenaga dan biaya lebih besar.

Advertisement

Sementara itu, kata dia, kegiatan budidaya garam di Pantai Samas sudah dikembangkan sejak setahun terakhir, meski demikian, belum bisa berproduksi secara berkesinambungan karena sangat dipengaruhi faktor cuaca seperti hujan.

“Hingga saat ini sudah tiga sampai empat kali produksi garam dengan kolam terpal seluas 15 kali 20 meter, oleh masyarakat sekitar garam tersebut diigunakan untuk memasak dan keperluan pengawetan ikan tangkap laut,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif