Jogja
Senin, 13 April 2015 - 23:20 WIB

DOLANAN ANAK : Muslimat NU Lestarikan Dolanan Anak

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Maira dan Rania dibantu orang tuannya mencoba permainan gasing dalam Fesyival Petualangan di Negeri Dolanan di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Minggu (05/01/2014). Festival yang menghadirkan beragam permainan tradisional dari berbagai penjuru nusantara itu digelar serentak di enam kota di Indonesia sebagai upaya menumbuhkan kecintaan anak-anak untuk kembali memainkan permainan tradisional sebahai salah satu kekayaan budaya.

Dolanan anak dilestarikan Mulimat NU dengan cara menyelenggarakan festival tiap tahun.

Harianjogja.com, SLEMAN—Pimpinan Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) DIY menggelar Festival Dolanan Anak di asrama haji, Ring Road Utara, Sinduadi, Mlati, Sleman, Minggu (12/4/2015).
Kegiatan itu merupakan rangkaian peringatan hari lahir ke-69 Muslimat NU.

Advertisement

Koordinator Bidang Organisasi Pimpinan Wilayah Muslimat NU, Ida Uswatun Khasanah menjelaskan festival dolanan anak diikuti berbagai anak terutama setingkat Roudhotul Athfal (RA) atau taman kanak-kanak. Mereka berasal dari seluruh kabupaten/kota di DIY.

“Mereka disaring dari pimpinan cabang di tiap-tiap kabupaten sejak 2 hingga 28 Maret dan saat ini kegiatan final,” kata Ida, Minggu (12/4/2015).

Dolanan anak sengaja digelar karena NU dilahirkan dari akar budaya Islam, seperti halnya ketika Sunan Kalijaga menyebarkan Islam di Tanah Jawa, sehingga permainan tradisional anak perlu di-update kembali bagi anak-anak yang berada di tataran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK. Dolanan anak itu seperti permainan kuda lumping, petak umpet, cublek-cublek suweng, serta mainan dengan menggunakan alat dapur.

Advertisement

Ketua Pimpinan Wilayah Muslimat NU DIY Siti Maryam dalam sambutannya menyatakan anak-anak saat ini lebih akrab dengan alat permainan atau alat komunikasi yang canggih melalui perkembangan teknologi. Satu sisi memang banyak mengenal berbagai jenis permainnan ada yang mampu mengasah otak, namun ada juga yang tidak bermanfaat untuk anak.

“Sehingga perlu adanya pelestarian dolanan anak yang Islami. Kemajuan teknologi memang telah banyak memberi kemudahan tapi kita sering tidak memberikan edukasi, pada generasi muda dan anak-anak,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif