Jogja
Senin, 13 April 2015 - 03:20 WIB

WISATA GUNUNGKIDUL : Diusulkan Miliki Museum Purbakala, Berikut Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Wisata Gunungkidul semakin bervariasi dengan adanya usulan pembangunan Museum Purbakala.

Harianjogja.com, JOGJA- Museum purbakala berpotensi dibangun di Kabupaten Gunungkidul, karena di wilayah perbukitan tersebut banyak temuan benda purbakala peninggalan sejak zaman prasejarah.

Advertisement

“Gunungkidul mempunyai potensi untuk mendirikan museum purbakala seperti Sangiran, di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah,” kata Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Siswanto, Jumat (10/4/2015).

Menurut dia, meski belum pernah ditemukan fosil manusia purba, namun sudah ada indikasi dengan banyaknya temuan bekas budaya peninggalan masa prasejarah.

Advertisement

Menurut dia, meski belum pernah ditemukan fosil manusia purba, namun sudah ada indikasi dengan banyaknya temuan bekas budaya peninggalan masa prasejarah.

“Bisa jadi nantinya di Gunungkidul mempunyai museum purbakala. Namun tentunya masih membutuhkan penelitian yang lebih lanjut, dari mulai potensinya, budaya, dan apakah signifikan atau tidak di tempat tersebut merupakan dulunya hidup manusi purba,” katanya.

Ia mengatakan pendirian museum purbakal wajib untuk pelestarian supaya masyarakat tahu, benda-benda yang dilindungi.

Advertisement

Siswanto mengatakan pihaknya juga mempunyai kewajiban untuk memberikan pemahaman tersebut kepada masyarakat setempat. Temuan di Sungai Oya, juga tidak mungkin semuanya diamankan di Balai Arkeologi.

“Kalau semua temuan diamankan di kantor, masyarakat tidak tahu kalau di sana (Sungai Oya) ada benda-benda purbakala,” katanya.

Ia mengatakan di bantaran Sungai Oya tersebut temuan paling banyak berupa fosil hewan vertebrata. Seperti keluarga sapi, kerbau, banteng, dan gajah. Serta alat-alat batu, tinggalan budaya zaman purba.

Advertisement

“Dari Paleolitikum atau zaman batu tua hingga Neolitikum (muda). Tinggalan budayanya ada,” katanya.

Temuan tersebut, kata dia, ada di sepanjang Sungai Oya, Gunung Kidul. Namun kemungkinan besar, asalnya dari hulu. Karena fosil itu berada di bagian endapan banjir.

“Di hulu, karena ada longsoran atau terbawa air karena banjir. Jadi mengendap di Sungai Oya itu,” katanya.

Advertisement

Arkeolog, Balai Arkeolog Yogyakarta, Sofwan Nurwidi mengatakan, temuan yang ada seperti ini berarti sudah ada titik terang. Selanjutnya, harus dilakukan penelitian yang lebih lanjut lagi, terutama untuk mencari asalnya dan adakah fosil manusia purba.

“Ada potensi. Ini tidak mentah, tapi sudah ada titik terang,” katanya.

Ia mengatakan kemungkinan masih belum bisa dilakukan penelitian tersebut dari pihak Balai Arkeologi Yogyakarta. Karena terlebih dahulu harus dibentuk tim serta pengajuan anggaran di tahun sebelumnya.

“Kemungkinan 2016 mendatang penelitian baru bisa dilakukan,” katanya.

Menurut dia, pada 2015, baru dilakukan ekskavasi dari pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jogja untuk mengamankan terlebih dahulu fosil temuan tersebut agar tidak diambil atau dirusak orang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif