Jogja
Senin, 20 April 2015 - 16:20 WIB

DEMAM BATU AKIK : Diprediksi akan Pudar Tapi Tetap Menguntungkan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pedagang menunjukkan batu akik miliknya di pasar akik di Jl. Batanghari, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (13/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Demam batu akik semula hanya menjadi hobi tetapi saat ini berubah menjadi potensi ekonomi.

Harianjogja.com, JOGJA-Fenomena demam batu akik dinilai tidak hanya hobi, tetapi juga peluang bisnis. Salah satu penghobi akik di Jogja, Bambang Wisnu Handoyo alias BWH, mengatakan sejak 1985 mengandrungi akik. Namun baru kali ini dia menyaksikan kehebohan akik.

Advertisement

“Dulu 1995 juga sempat heboh tapi tak seheboh sekarang,” ungkap BWH, Jumat (17/4/2015) lalu.

Ia menganggap demam akik ini merupakan hal yang wajar karena lambat laun akik tidak lagi dianggap mistik. Akik justru memiliki potensi ekonomi yang bisa menggerakan masyarakat untuk melibatkan diri dalam bisnis perakikan. Bahkan BHW menyebut perputaran uang dari bisnis akik kali ini mencapai ratusan miliar.

“Dalam pameran akik per hari bisa mencapai Rp200 juta-Rp300 juta,” ungkap pria yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPKAD) DIY ini.

Advertisement

BWH juga memprediksi demam akik dari sisi hobi akan pudar. Namun, akik akan tetap menghasilkan keuntungan. Akik tidak akan lagi hanya sebagai hiasan di jari tangan. Banyak aksesori yang bakal bermunculan dari akik, misalnya, batu akik dibuat patung, meja, piala, dan berbagai kreasi hiasan rumah.

BWH mengakui sebelum tenar, akik masih menjadi hobi kalangan tertentu. Tak heran jika akik memiliki nilai harga tinggi bahkan bisa tak ternilai bagi orang-orang suka menggunakan aksesori akik.
“Kalau orang sudah suka berapa pun pasti akan dia bayar,” kata pria yang memiliki ribuan koleksi akik di rumahnya di Jalan Gelagahsari, Umbulharjo, Jogja, ini.

BWH menyatakan, saat ini banyak daerah yang sudah mulai menyadari potensi dari batu akik, untuk kesejahteraan masyarakat. Di DIY, ada dua wilayah yang memiliki kandungan batu yang berpotensi dibuat akik, yakni Gunungkidul dan Kulonprogo. Kedua wilayah tersebut mengandung batu jenis kalsedon dan obsidian.

Advertisement

Seorang penjual batu akik dan permata Dunia Batu Mulia di kawasan Prambanan, Sleman, Supriyadi, mengatakan terdapat berbagai jenis batu akik di Indonesia seperti bacan, kalsedon, kecubung hingga giok. Setiap batu akik mempunyai ciri khas dan keunikan yang membedakan dengan batu akik lainnya.
Harga batu akik bervariatif tergantung dari kadar keunikan tersebut. Harga batu akik berkisar antara Rp100.000-ratusan juta rupiah. Semakin unik, harganya semakin tinggi. Misalnya, batu akik jenis bacan asal Ternate, Maluku atau batu gambar yang hanya ditemukan di wilayah Sumatra.

Tak main-main, harga batu akik jenis bacan atau batu gambar bisa mencapai ratusan juta rupiah. Harga batu akik termurah Rp100.000. Sementara batu akik yang mempunyai kualitas unggulan dan kadar keunikannya tinggi bisa mencapai Rp100 juta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif