Jogja
Selasa, 21 April 2015 - 11:40 WIB

PENATAAN BANTUL : 40 PKL Wahid Hasyim Terancam Digusur

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi PKL (Dok/Solopos)

Penataan Bantul, sejatinya sudah ada zona PKL di Pasar Niten Bantul, namun mayoritas pedagang enggan dipindah ke lokasi yang disediakan pemerintah itu

Harianjogja.com, BANTUL—Puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di sepanjang Jalan Wahid Hasyim Kota Bantul terancam digusur. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mulai Agustus ini akan membangun taman di sepanjang area operasi PKL.

Advertisement

Pembangunan taman di pinggir jalan yang membentang mulai dari simpang empat Palbapang hingga simpang empat Ghose Bantul itu akan menerabas puluhan lapak PKL yang telah bertahun-tahun berjualan di sana. Saat ini, tercatat ada 40 PKL yang menggantungkan hidup di Jalan Wahid Hasyim.

Senin (20/4/2015) siang kemarin, puluhan PKL itu dipanggil oleh Pemkab membahas rencana penertiban lapak dagangan menyusul adanya proyek pembangunan taman. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bantul, Hermawan Setiaji mengatakan, pertemuan itu untuk menyerap aspirasi para PKL.

Namun satu poin penting yang telah diputuskan dan tidak dapat ditolak adalah adanya larangan pendirian bangunan lapak PKL secara permanen.

Advertisement

“Tidak boleh ada lapak permanen, sementara harus bongkar pasang,” kata Hermawan.

Kendati demikian, sampai sekarang belum diputuskan apakah para PKL itu ke depan diperbolehkan berjualan pada jam-jam tertentu atau dilarang sepenuhnya, alias bebas PKL selama 24 jam.

“Itu nanti akan dibahas lagi pada pertemuan berikutnya, yang jelas mulai sekarang bongkar pasang dulu lapaknya,” ujar dia.

Advertisement

Pemkab Bantul, menurutnya juga belum menyediakan area relokasi baru untuk menampung 40 PKL tersebut. Sejatinya, kata Hermawan, sudah ada zona PKL di Pasar Niten Bantul, namun mayoritas pedagang enggan dipindah ke lokasi yang disediakan pemerintah itu.

Purwanto, salah seorang PKL mengungkapkan kekecewaannya bila harus dipindah dari tempatnya berjualan saat ini. Ia berharap pemerintah tetap memberinya ruang berjualan di Jalan Wahid Hasyim.
“Kami berharap pemerintah tetap mendengarkan suara rakyat kecil,” ujar warga asal Kecamatan Dlingo, Bantul itu.

Bila keputusan terpahit mereka tetap digusur, pemerintah diminta menyiapkan area relokasi yang potensial untuk tempat berjualan.

“Kalau dipindah ke tempat baru yang tidak cocok kan repot, harus memulai lagi mencari pelanggan dari awal,” kata penjual furniture itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif