Jogja
Rabu, 22 April 2015 - 11:20 WIB

PENANGANAN KANKER : Angka Tertinggi di Kulonprogo, Ini Alasannya?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kanker serviks (Googleimage)

Penanganan kanker di Kulonprogo, utamanya deteksi dini telah dilakukan sejak 2012.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan gerakan deteksi dini
kanker di kabupaten ini telah dilakukan sejak tahun 2012. Sudah ada lebih dari 20.000 orang yang
melakukan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).

Advertisement

“Sedangkan yang positif memiliki sel kanker hanya sedikit. Kejadian positif kanker di DIY persentasenya empat banding 100.000. Namun, angka itu bisa dibilang bisa bias. Mengapa tertinggi Kulonprogo, itu karena yang dilaporkan banyak,” papar Hasto, Selasa (21/4/2015)

Hasto mengungkapkan, sejak gerakan deteksi kanker dimulai tahun 2012, kesadaran masyarakat dalam melakukan pemeriksaan semakin meningkat. Masyarakat di Kulonprogo sudah terbiasa dengan tes pap smear dan pemasangan gynecology (IUD), sehingga tidak asing lagi dalam menghadapi pemeriksaan IVA. Namun, diakui Hasto, rasa malu masyarakat untuk melakukan pemeriksaan ini masih menjadi kendala yang dihadapi.

“Saat ini pelayaan IVA sudah dapat dilayani oleh seluruh puskesmas di Kulonprogo, baik di puskesmas kecamatan maupun puskesmas pembantu,” jelas Hasto.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bambang Haryatno mengakui, cakupan peserta tes IVA di Kulonprogo tertinggi se Indonesia. Data tersebut berdasarkan laporan pemeriksaan yang disampaikan ke pusat pada periodel awal tahun 2014 hingga awal tahun 2015. Bambang mengungkapkan, gerakan deteksi kanker terus aktif dilakukan seluruh kader hingga ke wilayah pedesaan.

“Sampai saat ini sudah 10.000 orang yang melakukan tes IVA, sejak tahun 2012. Hari ini saja [kemarin] tes ini dilakukan serempak di seluruh Kulonprogo, dan di Puskesmas Nanggulan saja ada 126 peserta,” ungkap Bambang.

Sarmini, 31, salah satu peserta tes mengatakan, tes IVA sangat penting untuk memeriksa kesehatan organ intim wanita. Warga Dusun Pronosutan, Desa Kembang, Nanggulan ini mengakui, baru pertama kali melakukan tes tersebut.

Advertisement

“Saya tertarik setelah diberi sosialisasi oleh kader. Khawatir juga dengan maraknya penyakit kanker, khususnya kanker leher rahim yang banyak diderita oleh perempuan,” ungkap Sarmini.

Dalam acara tersebut turut hadir Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Direktur Utama BPJS Fahmi Idris.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif