Jogja
Kamis, 23 April 2015 - 02:21 WIB

Dianggap Merusak, Sapi Liar di Piyungan Dipotong dan Dagingnya Dibagikan pada Warga Sekitar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pemulung mengumpulkan sampah yang belum dipilah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul. (JIBI/HarianJogja/Gigih M. Hanafi)

Sapi liar di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Piyungan menimbulkan konflik karena dianggap mengganggu warga

Harianjogja.com, BANTUL– Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menata sapi yang digembalakan secara liar di sekitar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Piyungan agar tidak menimbulkan dampak sosial bagi masyarakat setempat.

Advertisement

“Ke depan memang perlu ada penataan sapi liar di kawasan Piyungan agar tidak lagi muncul permasalahan sosial di masyarakat seperti yang terjadi belum lama ini,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bantul Hermawan Setiadji, Selasa (21/4/2015).

Menurut dia, pihaknya memberikan perhatian serius keberadaan ratusan sapi yang digembalakan secara liar oleh pemilik untuk mencari makanan di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) di Kecamatan Piyungan.

Ia mengatakan pada akhir 2014 sapi tersebut sempat menimbulkan perselisihan antara pemilik sapi asal Sitimulyo, Piyungan dengan warga Sentulrejo dan Depok Pleret karena penyembelihan seekor sapi liar yang kemudian dagingnya dibagikan kepada seluruh warga Sentulrejo, dan Depok Pleret.

Advertisement

Ia mengatakan kejadian itu akibat warga di Pleret yang menyembelih sapi tersebut kesal akibat ternak yang dilepasliarkan sering merusak berbagai tanaman dan peralatan, bahkan seorang warga pernah diinjak-injak sapi hingga mengalami luka parah.

Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan penataan sapi liar tersebut, yang rencananya akan dituangkan dalam peraturan bupati (perbup) Bantul, meski begitu pihaknya masih belum mengetahui teknis penataan sapi-sapi liar ini.

“Secara teknis seperti apa, kami belum tahu, apakah nantinya [sapi] diikat atau tetap dilepasliarkan, namun kalau memagari tanaman warga ya jelas nggak mungkin,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, kata dia terkait dengan permasalahan penyembelihan sapi itu, menurutnya telah masuk dalam penanganan Kepolisian Sektor (Polsek) Pleret, sebab informasinya pemilik sapi yang disembelih melaporkan warga Sentulrejo dengan tuduhan pencurian.

Ia mengatakan, Satpol PP bersama anggota polisi Bantul berulang kali melakukan pertemuan dengan warga agar permasalahan tersebut tidak berujung pada tawuran antarwarga, sebab mediasi antarwarga hingga sekarang masih belum selesai.

“Kami nanti bersama polres juga akan terjun lagi untuk mendengar aspirasi para pemilik sapi, karena kalau diproses secara hukum juga tidak tepat,” katanya.

Sebab, menurut dia, baik pemilik sapi maupun warga sama-sama keliru, yakni karena pemilik sapi melepasliarkan hingga merusak tanaman, sementara warga dianggap salah karena menyembelih sapi yang bukan milik mereka.

Advertisement
Kata Kunci : Tempat Sampah Piyungan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif