Jogja
Jumat, 24 April 2015 - 14:40 WIB

BANJIR BANTUL : Luapan Progo Terbesar Sejak 2011

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga memeriksa lokasi bekas terjebaknya truk pengangkut pasir di bantaran Sungai Progo, Kamis (23/4/2015) siang. (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Banjir Bantul, luapan air Sungai Progo pada Rabu malam merupakan yang terbesar sejak 2011.

Harianjogja.com, BANTUL—Hujan deras yang melanda seluruh wilayah DIY, Rabu (22/4/2015) malam, berdampak pada meluapnya sejumlah sungai di wilayah ini. Di Bantul, Sungai Progo yang merupakan sungai terbesar di DIY, meluap. Akibatnya, satu unit truk pengangkut pasir yang tengah mengisi pasir di bantaran sungai di Dusun Bibis, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, terjebak derasnya arus air.

Advertisement

Martono, salah satu warga menceritakan, Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB, truk milik seorang pengusaha asal Srandakan itu hendak bergerak dari lokasi penambangan pasir menuju ke jalan desa. Nahas, saat berjuang melewati jalur penambangan, air Sungai Progo tiba-tiba meluap. Salah satu roda truk langsung terperosok ke bekas galian pasir.

“Sopir truk langsung keluar menyelamatkan diri,” ucap Martono saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (23/4/2015) siang.

Pada Kamis sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan warga Desa Poncosari akhirnya bergotong
royong mengevakuasi truk yang tergenang air sungai.

Advertisement

“Luapan air sungai baru surut sekitar pukul 09.00 WIB, kami kemudian bergotong royong mengevakuasi truk,” tuturnya.

Parianto, salah satu penambang pasir mengakui luapan air Sungai Progo pada Rabu malam merupakan yang terbesar sejak 2011. Saat hujan deras turun, dia dan rekan-rekannya memutuskan untuk menghentikan aktivitas penambangan pasir.

“Ternyata benar, saat hujan deras turun, kiriman air dari atas [hulu] sangat tinggi,” tuturnya.

Advertisement

Saat itu, sungai seolah tak mampu menampung debit air Sungai Progo yang terus meningkat. Akibatnya, sekitar pukul 21.00 WIB, air meluber ke arah timur hingga ke batas jalan desa.

“Untungnya tidak sampai menggenangi rumah warga,” ucapnya.

Selain Sungai Progo, sejumlah sungai lain yang melintasi wilayah Bantul seperti Code, Winongo, Opak dan Bedog juga meluap. Air mulai meluap Rabu malam sekitar pukul 19.30 WIB, mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat, banjir terjadi
di 17 titik yang tersebar di 10 desa. Lebih dari 275 rumah yang dihuni ratusan jiwa terendam banjir berketinggian hingga dua meter. Akibatnya, warga harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Hingga Kamis siang, Pemkab masih terus mendata dan menangani warga yang menjadi korban. Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto menyatakan, pemerintah fokus mendata berbagai kerusakan fasilitas umum yang ada. Untuk perbaikan, BPBD berkoordinasi dengan instansi terkait.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif