SOLOPOS.COM - Sampah di Pantai Depok Bantul (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)
Banjir di Bantul menyebabkan kerugian, namun Pemkab belum melakukan penghitungan menyeluruh
Harianjogja.com, BANTUL—Hingga beberapa hari pascabanjir, Pemkab Bantul belum mengetahui secara pasti jumlah kerugian akibat banyaknya kolam ikan budidaya milik warga yang terdampak bencana.
Kepala Bidang Budidaya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul, Istriyani mengatakan, hingga kini pihaknya baru menerima tiga laporan, dan hanya satu yang disampaikan secara tertulis. “Sedangkan sisanya laporan via pesan singkat saja,” ucapnya saat ditemui di kantor DKP Bantul, Selasa (28/4/2015).
Laporan tertulis itu berasal dari kelompok Mina Gilang, Kecamatan Pandak. Mereka melaporkan, akibat banjir yang terjadi akhir pekan lalu, mereka menderita kerugian Rp38 juta lebih, setelah 15 kolam mereka terendam banjir.
Istriyani kini telah mengirimkan form aduan kepada masing-masing kelompok. Setelah data masuk, DKP baru bisa melakukan rekapitulasi kerugian. Dengan belum adanya penghitungan jumlah kerugian, usulan bantuan juga belum bisa dilakukan.
“Jadi kalaupun sudah ada penghitungan kerugian, kami sifatnya hanya bisa mengusulkan,” ujarnya.
Tak hanya di DKP Bantul saja, belum adanya laporan kerugian juga terjadi di Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP4) Bantul. Menurut Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) BKP4 Bantul, Suhartono, hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan terkait adanya kerugian akibat banjir.
Tak terkecuali dengan terendamnya kolam di kawasan Sorogenen, Kecamatan Sewon beberapa hari lalu. “Petugas PPL kami yang ada di Kecamatan Sewon belum melaporkan apa-apa,” ujarnya, Selasa.
Dia berharap kepada petugas penyuluh di masing-masing kecamatan untuk lebih aktif melaporkan kejadian di area pekerjaannya, sehingga BKP4 Bantul bisa segera melakukan penghitungan dan pemetaan kondisi di lapangan.