Jogja
Selasa, 5 Mei 2015 - 01:20 WIB

PEMKAB KULONPROGO : Pasar Seni dan Kerajinan Dibiarkan Mati Suri, Kok?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Seni dan Kerajinan Kulonprogo di Kecamatan Sentolo, Kamis (30/4/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N)

Pemkab Kulonprogo membiarkan Pasar Seni dan Kerajinan mati suri.

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kabupaten Kulonprogo membiarkan Pasar Seni dan Kerajinan di Kecamatan Sentolo mati suri. Tidak ada upaya renovasi dan perbaikan konsep agar fungsinya sebagai pusat seni dan kerajinan bisa berjalan.

Advertisement

Setelah diluncurkan Pemkab pada 2013 lalu, Pasar Seni dan Kerajinan Kulonprogo sepi pengunjung dan pedagang. Hanya beberapa kios yang masih bertahan. Padahal, lokasinya cukup strategis, yakni di pinggir jalan raya Wates-Jogja.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Enegeri Sumber Daya Mineral Kulonprogo Niken Probo Laras mengaku belum ada strategi khusus untuk pengembangan Pasar Seni dan Kerajinan karena konsenstrasi pemerintah sedang tertuju pada pengembangan Pasar Sentolo yang baru.

“Pasar baru juga butuh konsumen,” ungkapnya saat ditemui Harianjogja.com, Kamis (30/4/2015).

Advertisement

Niken menganggap Pasar Seni dan Kerajinan Kulonprogo butuh sejumlah renovasi sebelum promosi besar-besaran dimulai. Lokasinya harus dibuat lebih nyaman dan menarik bagi wisatawan. Namun, rencana renovasi itu juga masih wacana.

“Belum ada [anggaran]. Tahun ini konsentrasi ke pasar tradisional,” tuturnya.

Pemilik kios di Pasar Seni dan Kerajinan Kulonprogo, yang masih bertahan, Herry Pratiknyo, mengaku tidak bisa mengandalkan penjualan harian di PSKK karena dalam sehari belum tentu ada satu-dua orang yang mampir. Musim liburan juga tidak bisa diandalkan karena jarang ada yang menuju PSKK.
Imbasnya, banyak pedagang menyerah dan enggan membuka kios. Layanan pusat informasi dan pusat bisnis yang merupakan kerja sama Disperindag ESDM Kulonprogo dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) juga ikut mangkrak.

Advertisement

Menurut Herry, tampilan dan penataan PSKK memang kurang menarik dan terkesan tidak terlihat dari pinggir jalan. Namun, dia juga menilai pemerintah tidak gencar mempromosikan.

“Dulu pernah peluncuran tapi akhirnya tetap begini [sepi]. Ramainya saat orang pemerintahan datang,” katanya.

PSKK sebenarnya sudah terintis sejak 1980-an. Tahun itu, mulai bermunculkan kios-kios seni di Kulonprogo. Pada 2008, Koperasi Tugu Binangun di Sentolo terbentuk dan sejak itu dijadikan pusat kerajinan bagi wisatawan. Kini, Disperindag ESDM mencatat hanya ada enam kios yang di bawah pengelolaan Pemkab sedangkan belasan kios lainnya milik pribadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif