Jogja
Selasa, 5 Mei 2015 - 20:20 WIB

UN SMP 2015 : Demi Meningkatkan Nilai, Rela Menginap di Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu staf guru SMPN 1 Pandak membantu memberesi ruang tidur siswa yang mengikuti Program Intensif UN 2015 di salah satu ruang kelas, Senin (4/5/2015). (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

UN SMP 2015, SMPN 1 Pandak berinovasi untuk meningkatkan nilai siswa.

Harianjogja.com, BANTUL– Sejumlah sekolah mencari cara demi membantu siswanya meraih nilai maksimal saat Ujian Nasional (UN). Salah satunya seperti yang dilakukan di SMPN 1 Pandak. Peraih peringkat VII nilai UN terbaik se-Bantul 2014 dengan nilai 38 itu memiliki cara unik untuk meningkatkan nilai UN siswanya. Bagaimana caranya?

Advertisement

Dua ruang kelas di sudut belakang kompleks SMPN 1 Pandak terlihat berbeda. Jika biasanya kedua ruang kelas itu diisi meja dan kursi, kali ini justru terhampar karpet dan tikar busa. Di bagian belakang, terlihat tali dengan beragam baju, sarung, hingga celana kolor yang terlihat menggantung.

Selama UN, kedua ruang kelas itu beralih fungsi menjadi bangsal tidur bagi 26 siswa peserta UN dari SMPN 1 Pandak. Senin (4/5/2015) pukul 09.30 WIB saat bel tanda ujian berakhir berdentang, ratusan siswa peserta UN segera berhamburan keluar. Di luar kelas, mereka saling bercerita mengenai soal Bahasa Indonesia yang mereka kerjakan sejak pagi.

Advertisement

Selama UN, kedua ruang kelas itu beralih fungsi menjadi bangsal tidur bagi 26 siswa peserta UN dari SMPN 1 Pandak. Senin (4/5/2015) pukul 09.30 WIB saat bel tanda ujian berakhir berdentang, ratusan siswa peserta UN segera berhamburan keluar. Di luar kelas, mereka saling bercerita mengenai soal Bahasa Indonesia yang mereka kerjakan sejak pagi.

Sementara di bagian belakang, 26 orang siswa laki-laki terlihat sibuk merapikan tikar dan baju yang menggantung di ruang kelas VIII C dan VIII D.

“Jadi nanti kalau orangtua kami datang ke sini, tempat ini sudah rapi,” kata Syahrul Arika, salah satu siswa.

Advertisement

“Ya kalau dilihat tidak enak, ya memang tidak enak,” katanya. Betapa tidak, sedari pukul 18.30 WIB hingga 21.00 WIB, ia harus belajar bersama kawan-kawannya. Sekitar pukul 03.00 WIB, ia harus bangun. “Untuk Salat Tahajud,” katanya. Setelah salat, dia dan kawan-kawannya kemudian harus belajar lagi hingga fajar menyingsing. “Barulah setelah itu, kami mandi, sarapan, lalu masuk untuk ikut ujian,” ujarnya, Senin (4/5/2015).

Dari total 215 siswa di SMPN 1 Pandak yang mengikuti UN, tak semuanya mengikuti program sekolah diberi nama Program Intensif UN 2015 itu. Pasalnya, sejak 2013, pihak sekolah sudah menerapkan kuota maksimal peserta sebanyak 40 orang saja.

“Itu pun hanya siswa laki-laki saja,” ucap Siti Julaicha, Wakil Kepala Sekolah Bagian Akademik SMPN 1 Pandak.

Advertisement

Selain menginap di sekolah, dalam program tersebut pihak sekolah juga menyiapkan program belajar bersama dengan intens. Siswa peserta UN seperti tak diberikannya waktu luang untuk bermain.

Program menginap di sekolah itu sebenarnya akan dihapus pada 2015 ini. Namun lantaran banyak orangtua siswa yang menilai program itu cukup sukses mendongkrak nilai ujian siswa, maka tahun ini
program itu pun kembali digelar.

Pihak sekolah juga melibatkan orangtua siswa. Tak hanya ikut menginap, orangtua yang piket bertugas mengawasi semua siswa. “Termasuk membantu menyiapkan sarapan dan memberesi area tempat tidur,” ujar Siti.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif