Jogja
Kamis, 21 Mei 2015 - 09:20 WIB

SABDA RAJA : Rayi Dalem Mau Islah Asal Kembali ke Paugeran

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Raja Kraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X di dampingi Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas (dua kanan di Dalem Wironegaran, Jogja, Jumat (8/5/2015). Pertemuan dengan puluhan perwakilan masyarakat Jogja tersebut Sultan HB X menjelaskan lebih terperinci tentang Sabda Raja dan Dawuh Raja beberapa waktu lalu. (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Sabda raja Jogja akan diterima oleh rayi dalam namun mereka meminta syarat Sultan kembali ke paugeran

Harianjogja.com, JOGJA-Para rayi dalem (adik-adik Sultan HB X) mau islah atau berdamai dengan Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X, namun dengan syarat Sultan yang bertahta saat ini mau kembali ke adat istiadat dan budaya.

Advertisement

Hal itu diungkapkan oleh Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo melalui pesan singkat kepada Harian Jogja, Rabu (20/5). “[Polemik] ini akan selesai cepat dan mudah kalau islahnya kembali ke Paugeran,” katanya.

Gusti Prabu-sapaan akrab GBPH Prabukusumo mengatakan sulit berdamai jika asma dalem (gelar Sultan) tidak dikembalikan ke semula.

“Kalau beliau [Sultan] kembali ke Paugeran dan asma dalem kembali ke semula, selesai dan akur seperti sebelum sabda tama,” ujarnya.

Advertisement

Sultan HB X telah mengganti nama dan gelarnya melalui Sabda Tama pada Kamis (30/4/2015) lalu. Gelar Sultan berubah dari “Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sunuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati in Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping Sadasa ing Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi “Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Bawono Ingkang Jumeneng Kasepuluh Suryaning Mataram Senapati Ing Ngalaga Langgeng Ing Bawono Langgeng, Langgeng Ing Toto Panata Gama”.

Perubahan gelar ini menimbulkan polemik di internal Kraton. Polemik kian mengemuka setelah Sultan kembali mengeluarkan Dawuh Raja pada Selasa (5/5/2015), yang mengganti gelar putri sulungnya Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun menjadi GKR Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng Ing Mataram.

Gusti Prabu mengatakan para rayi dalem sudah menyatakan sikap atas Dawuh Raja dan Sabda Raja. Ia heran pendapatnya dianggap karena ingin menjadi sultan. Menurut Gusti Prabu, persoalan pengganti sultan belum saatnya dibahas.

Advertisement

“Semua melalui mekanisme keluarga, semua mempunyai hak yang sama, dan siapapun yang terpilih kelak, harus ikhlas lahir batin sesuai paugeran” jelasnya.

Ia berharap kebersamaan Kraton dan masyarakat untuk selalu menjaga paugeran luhur yang sudah berjalan lebih dari seperempat abad ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif