Jogja
Senin, 29 Juni 2015 - 12:40 WIB

Petani Lereng Merapi Diminta Waspadai Tumor Sengon

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Petani di Lereng Merapi diminta waspada serangan tumor pada tanaman sengon

Harianjogja.com, SLEMAN – Penyakit tumor atau arafuru pada tanaman sengon di kawasan lereng merapi perlu diwaspadai, seiring dengan prediksi kemarau lebih panjang yang terjadi di musim ini.

Advertisement

Kepala Desa Kepuharjo Cangkringan Sleman Heri Suprapto menjelaskan penyakit arafuru atau sejenis tumor pada tanaman sengon memang sering terjadi. Saat ini sudah ada tanda-tanda mulai terjadi pada beberapa titik di kawasan penghijauan lereng merapi. Kondisi itu biasanya akan menyebar pada musim kemarau.

“Itu sebenarnya sudah lama sering terjadi terutama musim kemarau. Memang belum ada solusi yang tepat terutama untuk mengobati penyakit arafuru pada tanaman sengon,” ungkap Heri, baru-baru ini.

Ia menjelaskan, tumor pada tanaman sengon biasanya menyerang pada batang pohon. Itu bisa dilihat dengan adanya pembengkakan pada titik batang tertentu yang tampak seperti tumor. Lama kelamaan pembengkakan itu, membuat kulit batang pecah lalu ditumbuhi jamur.

Advertisement

Hal itu dapat mengakibatkan batang tanaman membusuk dan bisa menimbulkan tanaman mati perlahan. Parahnya lagi, saat musim kemarau jamur yang ada di batang tanaman itu menyebar ke tanaman lain karena terbawa angin.

“Bagi petani yang menanam sengon di lahan miliknya tentu khawatir. Misalnya sudah besar dan mati kan eman-eman,” ungkapnya.

Menurut Heri sejumlah titik tanaman sengon yang pernah diserang tumor antara lain di Dusun Kepuh, Manggong, Pagerjurang, Kaliadem, Jambon dan Petung. Biasanya petani membersihkan titik batang yang terkena tumor tersebut. “Disisik pakai sabit, antisipasi agar tidak menyebar ke tanaman lain,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara itu Kasi Data dan Informasi BMKG DIY, Teguh Prasetyo mengatakan musim kemarau tahun ini diprediksi akan mengalami kemunduran hingga bulan November. Kendati demikian pihaknya masih terus melakukan pemantauan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif