Jogja
Rabu, 1 Juli 2015 - 06:20 WIB

PENEMUAN JANIN : Depok Jadi Tempat Pembuangan Orok

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat bayi (Dok. Solopos.com)

Penemuan janin kembali terjadi di Sleman.

Harianjogja.com, SLEMAN – Wilayah Kecamatan Depok, Sleman kerap menjadi tempat pembuangan orok (bayi berumur dua pekan sejak dilahirkan) selama beberapa bulan terakhir. Sesosok orok kembali ditemukan seorang pemulung di Jalan Ringroad Utara Gandok, Condongcatur, Depok, Sleman Selasa (30/6/2015) pagi.

Advertisement

Sebelumnya orok ditemukan di jembatan merah Prayan Kulon, Soropadan, Condong Catur, Depok, Sleman pada Desember 2014 silam oleh seorang tukang becak bernama Eko Sarono, 49, warga RT 07 RW 38 Cepit, Condong Catur. Seorang takmir masjid juga menemukan orok di tempat yang hampir sama pada September 2014. Jauh sebelum temuan kedua kasus itu, pada Juli 2014 warga Condongcatur juga menemukan orok di sungai tersebut namun jaraknya cukup jauh. Kini temuan serupa kembali terjadi di Gandok Condongcatur yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi temuan sebelumnya.

Camat Depok Budiharjo mengatakan, temuan orok yang berada di depan kantornya itu kali pertama diketahui oleh seorang pemulung bernama Maryanto, 39, sekitar pukul 08.00 WIB. Maryanto secara tidak sengaja menemukan tas berisi orok yang sudah tidak bernyawa ketika tengah mengais barang bekas. “Kebetulan berada di dekat kantor. Lalu kami memberitahukan ke Polsek. Ada petugas dari kepolisian dan media yang datang ke lokasi,” ungkapnya Selasa (30/6/2015).

Setelah diperiksa, orok tersebut merupakan bayi berjenis kelamin laki-Laki dengan panjang sekitar 25 sentimeter. Petugas memperkirakan dilahirkan belum genap 24 jam sejak ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan usia bayi dalam kandungan sekitar enam hingga tujuh bulan.

Advertisement

Salahsatu warga bernama Mona, 22, yang tinggal tak jauh dari lokasi temuan bayi mengatakan orok dibungkus dengan tas warna biru. Pembuangnya sempat menyelimuti bayi itu dengan kain handuk bermotif warna kuning dan merah. Kondisinya masih terdapat ari-ari dan belum menunjukkan tanda-tanda bau busuk.

“Saya diberi info pemulung, katanya ada anak kecil dalam tas. Awalnya tidak yakin kalau itu orok. Setelah dibuka ternyata benar, ” ujar remaja yang juga pekerja toko batu alam di depan kantor Kecamatan Depok ini.

Sementara itu Budiharjo mengakui sejumlah sungai yang melintasi Depok kerap dijadikan sebagai tempat pembuangan orok. Hal itu karena sungai cukup dalam sehingga dinilai aman digunakan oleh orang tak bertanggungjawab.

Advertisement

“Dua lokasi [sungai] tersebut jarak antara jembatan dengan sungai cukup dalam,sehingga bagi orang yang tidak bertanggung jawab dianggapnya cukup aman untuk membuang orok,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif