Jogja
Selasa, 7 Juli 2015 - 10:22 WIB

LEBARAN 2015 : Oleh-oleh Khas Kulonprogo Mulai Banjir Pesanan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kusmar, produsen wingko kelapa muda di Wonosidi Kidul, Wates, Kulonprogo. (Rima Sekarani/Harian Jogja)

Lebaran 2015 masih beberapa hari lagi namun oleh-oleh khas Kulonprogo mulai banjir pesanan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sejumlah pedagang oleh-oleh di Kulonprogo bersiap mengantisipasi lonjakan permintaan jelang lebaran. Mereka juga sudah mulai menerima pesanan dari para calon pemudik.

Advertisement

Kusmar, produsen wingko kelapa muda di Wonosidi Kidul, Wates, Kulonprogo mengatakan, peningkatan permintaan pesanan biasa terjadi pada H-2 lebaran. Angka penjualan kemudian akan terus tinggi selama tujuh hari kemudian. “Ini saya sudah mulai menyiapkan kertas dan kotak kemasannya,” ucap Kusmar, Senin (6/7/2015).

Kusmar lalu memaparkan, biasanya dia hanya mampu menjual 10 kotak yang masing-masing berisi 12 wingko per hari. Namun, jumlah itu bisa bertambah hingga menjadi 50 kotak per hari pada masa libur lebaran. Selain pesanan, dia juga masih melayani pembeli dadakan.

“Lokasi toko saya ini agak ke dalam. Kalau yang benar-benar di pinggir jalan, bisa lebih banyak lagi jualnya,” kata pria 52 tahun itu.

Advertisement

Meski permintaan meningkat signifikan, Kusmar mengaku tidak aji mumpung dengan menaikkan harga jual wingko. Dia tetap menjualnya seharga Rp17.000 per kotak. “Harganya dibuat sama saja,” ujarnya.

Sulastri, penjaga toko wingko dan bakpia di sekitar Jalan Khudori, Wates, juga mengatakan telah dilakukan beberapa persiapan menghadapi lonjakan pesanan. Toko tempatnya bekerja bahkan sudah menerima pesanan via telepon dari para calon pemudik.

Umumnya, pesanan itu diambil saat pemudik hendak kembali ke daerah perantauan. “Ada yang untuk dibawa ke Jakarta, Bandung, sampai Sumatera,” ungkap Sulastri.

Advertisement

Pada masa libur lebaran, toko yang dijaga Sulastri bisa menjual sekitar 6.000 hingga 7.000 buah wingko, jauh dari hari biasa yang rata-rata sekitar 1.000 buah. Pesanan bakpia juga meningkat tajam meski hanya separuhnya wingko.

“Pembuatan bakpia memang lebih rumit. Tenaganya yang tidak mampu kalau pesanannya lebih banyak,” katanya menjelaskan.

Tidak heran jika pemilik toko oleh-oleh akan menambah jumlah karyawan, baik yang bertugas menjaga toko maupun pada proses produksi. Meski demikian, harga produknya  tidak ikut dinaikkan. Sekotak berisi 10 buah wingko tetap dijual Rp14.000.

“Bakpia basah juga tetap kami jual Rp20.000 per kotak, sedangkan bakpia kering Rp17.000,” ucap Sulastri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif