Jogja
Selasa, 7 Juli 2015 - 12:18 WIB

MAKANAN BERBAHAYA : Sidak di Bantul, Semua Makanan yang Diperiksa Berbahaya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mi Kuning Berformalin (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Makanan berbahaya ditemukan di Bantul

Harianjogja.com, BANTUL- Mie basah mengandung borax dan formalin ditemukan di seluruh pedagang mie di Pasar Bantul. Petugas juga menemukan puluhan bungkus makanan telah rusak dimakan tikus serta mengandung zat pewarna berbahaya.

Advertisement

Makanan tidak layak konsumsi itu ditemukan petugas gabungan dari Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta jajaran kepolisian Bantul, saat menggelar inspeksi mendadak (Sidak) di Pasar Bantul, Senin (6/7/2015).

Petugas pertama menemukan kandungan borax dan formalin pada mie basah yang digunakan untuk pelengkap bakso di salah satu penjual. Setelah ditelusuri, ternyata seluruh penjual di pasar tradisional terbesar di Kecamatan Bantul tersebut menjual mie basah berbahan borax dan formalin.

Kandungan zat berbahaya tersebut cepat diketahui karena petugas langsung melakukan pemeriksaan kandungan zat berbahaya itu di lokasi sidak. Petugas langsung menyita puluhan bungkus mie berformalin itu dari pedagang.

Advertisement

Petugas lalu bergerak ke kompleks pertokoan yang ada di dalam kompleks dan sekitar Pasar Bantul. Lagi, makanan tidak layak konsumsi kembali ditemukan. Di tempat ini, petugas menemukan puluhan bungkus makanan seperti mie instan dan agar-agar yang telah digerogoti tikus namun tetap dijual oleh pedagang. Sementara di lapak tempat penjualan camilan, petugas menemukan camilan kuping gajah yang mengandung zat pewarna textil Rodhamin B.

Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Regulasi Kesehatan, Dinas Kesehatan Bantul, Nitakrit mengatakan, makanan tidak layak konsumsi itu dipasok dari luar Bantul. “Misalnya mie berformalin dan kuping gajah, itu dipasok dari luar semua,” terang Nitakrit.

Selain menemukan makanan mengandung zat berbahaya, ditemukan pula makanan yang sudah kedaluarsa serta tidak ada izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan. Tim gabungan tersebut, beberapa waktu terakhir gencar menggelar sidak jelang Lebaran. Setelah di pasar Bantul, pemeriksaan rencananya akan digelar di berbagai pasar tradisional lainnya di luar Kec. Bantul.

Advertisement

Sementara seorang pedagang mie berformalin yang enggan namanya disebut mengaku mendapatkan mie tersebut dari seorang pedagang asal Magelang, Jawa Tengah. “Ini bukan dari Bantul, tapi Magelang. Kalau yang kuping gajah katanya dari Purworejo,” ungkap sumber itu.

Terpisah, Kepala Disperindagkop Bantul, Sulistyanta mengatakan, pemerintah hanya menyita makanan berbahaya tersebut dari pedagang. Sedangkan pedagang hanya diberi peringatan.

“Karena ini temuan pertama kali makanya diberi peringatan, terkecuali kalau sebelumnya pernah ditemukan lalu ditemukan lagi, maka usahanya dapat kami rekomendasikan ditutup,” jelas Sulistyanta.

Sulistyanta meminta masyarakat berhati-hati, sebab jelang Lebaran kerap dimanfaatkan pedagang menjual makanan kedaluarsa untuk cuci gudang, mumpung permintaan makanan tengah meningkat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif