Jogja
Sabtu, 1 Agustus 2015 - 03:20 WIB

DEMAM BATU AKIK : Menoreh Menyimpan Potensi Akik Unggulan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Batu Akik fire opal Wonogiri (M Ismail/JIBI/Solopos/dok)

Demam batu akik, Menoreh merupakan salah satu penghasil batu mulia berkualitas.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Bumi Menoreh ternyata menyimpan berbagai jenis batu akik yang berkualitas tinggi. Batu akik Pancawarna Gembor dan Fire Opal, menjadi ikon batu mulia Kulonprogo.

Advertisement

Pengawas Pertambangan Bidang ESDM Dinas Perindustrian, Pertambangan dan ESDM (Disperindagesdm) Kulonprogo Aris Yamyuri mengungkapkan, potensi batu mulia di kabupaten ini tersebar di hampir semua kecamatan. Namun, potensi yang cukup besar hanya ada di beberapa kecamatan, seperti Girimulyo, Kokap, Samigaluh, dan sebagian Pengasih.

“Potensi tambang terbesar ada di Girimulyo. Belum lama ini, kami telah meninjau potensi akik di Dusun Wadas, Desa Giripurwo. Samigaluh potensi terbesar ada di Desa Purwoharjo dan Desa Pagerharjo,” ujar Aris ditemui di kantornya pekan lalu.

Aris mengatakan, Pegunungan Menoreh menyimpan berbagai macam tambang batu mulia yang menarik. Dia mengungkapkan, sampai saat ini upaya menggali potensi tersebut belum dapat dilakukan maksimal. Namun, ke depan pihaknya berharap potensi tambang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat Kulonprogo.

Advertisement

“Saat ini, penambangan masih dilakukan secara manual. Sebagian besar penambang juga awalnya hanya warga biasa yang sebelumnya tidak memiliki keterampilan menambang secara profesional,” jelas Aris.

Sementara itu, Pengurus Paguyuban Batu Mulia Giri Sela Aji, Patrika Yuniarta Wicaksana mengungkapkan, sebelum batu akik naik pamor, Kulonprogo lebih dulu memperkenalkan batu akik calsedon dan fosil coral sebagai ikon kabupaten ini. Namun, perlahan seiring munculnya potensi akik yang ada, kini terdapat dua jenis batu akik yang ditetapkan sebagai ikon baru batu mulia Kulonprogo. Kedua batu tersebut adalah Pancawarna Gembor dari Curug Si Gembor Girimulyo dan Fire Opal.

Patrik mengungkapkan, kedua jenis batuan tersebut tidak kalah mahal dengan batuan akik yang tenar saat ini. Batu pancawarna gembor setiap bongkah dapat bernilai Rp2 juta hingga Rp6 juta per kilogram.

Advertisement

“Kalau sudah dipotong, diasah dan jadi cincin biasanya sampai Rp10 jutaan mungkin,” jelas Patrik.

Lebih lanjut Patrik mengatakan, potensi batu mulia Kulonprogo masih sangat besar. Dia mengungkapkan, Kulonprogo memang masih belum seberapa, jika dibandingkan daerah lain yang lebih dulu dikenal sebagai sentra batu mulia seperti Pacitan. Penambangan batu mulia di Kulonprogo cukup terlambat.

“Jika mau digali lagi, potensinya sangat banyak. Saat ini, kami sedang menemukan jenis batu mulia baru yang ad di Kulonprogo, yakni giok air. Warnanya cenderung kuning dan kuning kehijauan,” tandas Patrik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif